Suara.com - National Institutes of Health (NIH) mengatakan vitamin B12 berfungsi membantu saraf tubuh dal sel darah tetap sehat. Vitamin B12 ini bisa ditemukan dalam berbagai macam makanan, termasuk hati sapi, ikan, telur, dan susu.
Oleh karena itu, kekurangan vitamin B12 bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, sembelit, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, dan anemia megaloblastik.
Selain itu dilansir dari Express, kekurangan vitamin jenis ini juga berkaitan dengan penyakit otak tertentu. Menurut NIH, kekurangan vitamin B12 yang cukup lama bisa menyebabkan demensia.
Orang yang menderita demensia sering kali memiliki kadar homosistein yang tinggi dalam darahnya. Vitamin B12 ini bisa menurunkan kadar homosistein karena saling berhubungan.
Demensia adalah penyakit yang memengaruhi otak, umumnya berupa lazheimer. Kondisi ini disebabkan oleh sel saraf di dalam otak yang rusak sehingga mengacaukan cara otak menafsirkan pesan.

Orang dengan demensia mungkin kesulitan mendapatkan informasi baru sehingga terlihat pelupa. Tanda lain dari penyakit otak termasuk penurunan fungsi kognitif.
Kondisi itu bisa digambarkan dengan kebiasaan bangun di malam hari untuk berangkat kerja. Meskipun mereka sudah pensiun dan tidak pernah menjalani shift malam.
Namun, NIH tidak menyebutkan kekurangan vitamin B12 sebagai faktor risiko pengembangan penyakit. NIH hanya mencatat kondisi kesehatan tertentu bisa meningkatkan kemungkinann seseorang terkena demensia.
Kondisi ini juga bisa dipicu oleh diabetes, tekanan darah tinggi dan diperparah dengan kelebihan berat badan.
Baca Juga: Dokter Spanyol Sebut Benjolan di Lidah Bisa Jadi Tanda Infeksi Covid-19
Sedangkan, gejala lain kekurangan vitamin B12 termasuk mati rasa di tangan dan kaki, masalah keseimbangan, depresi, kebingungan dan nyeri pada mulut atau lidah.