Selain Rokok, Hirup Asap Ini Juga Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Paru-paru

Minggu, 27 September 2020 | 10:27 WIB
Selain Rokok, Hirup Asap Ini Juga Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Paru-paru
Ilustrasi asap. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kanker paru-paru bis aterjadi akibat udara yang dihirup. Yayasan Kanker Paru-paru yang didirikan oleh Profesor Ray Donnelly, pun berusaha meningkatkan kesadaran semua orang mengenai penyakit mematikan tersebut.

Sebab, tidak ada sensor rasa sakit di dalam paru-paru yang bisa mendeteksi seseorang sedang menderita kanker. Jadi, seseorang perlu menyadari ada sesuatu yang salah dari caranya bernapas.

British Lung Foundation mengatakan seseorang mungkin tidak sadar ada yang salah dengan pernapasannya. Saat Anda menarik napas, udara mengalir melalui hidung atau mulut dan masuk tenggorokan.

Saat itulah Anda bisa memasok udara dari paru-paru kiri dan kanan, termasuk kantung udara kecil. Namun, udara bukanlah satu-satunya hal yang mungkin Anda hirup, Anda juga bisa menghirup asap beracun.

Baca Juga: Sering Mendengkur saat Tidur? Hati-hati Risiko Serangan Jantung

Yayasan Kanker Paru-paru Roy Castle pun telah merinci faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru paling umum di dunia.

Ilustrasi kanker paru-paru (shutterstock)
Ilustrasi kanker paru-paru (shutterstock)

Merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru, tapi itu bukan satu-satunya racun yang bisa membahayakan paru-paru. Sekitar 28 persen kanker paru-paru tidak disebabkan oleh kebiasaan merokok.

Perokok pasif juga bisa berisiko menderita kanker paru-paru, karena seseorang tidak bisa menghindari asapnya ketika berjalan-jalan di pusat kota atau ruang publik.

Zat berisiko lainnya yang bisa dihirup adalah asap diesel, bahan bakar untuk mobil yang masih tersedia sampai sekarang. Namun, ada bukti yang bertentangan mengenai solar bisa menyebabkan kanker paru-paru.

"Beberapa penelitian telah menemukan bahwa paparan gas diesel dalam jangka panjang dan berat bisa menyebabkan kanker paru-paru pada hewan percobaan," kata American Cancer Society dikutip dari Express.

Baca Juga: Dokter Spanyol Sebut Benjolan di Lidah Bisa Jadi Tanda Infeksi Covid-19

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan solar tidak dianggap beracun. Sehingga paparan jangka pendek mungkin tidak akan menyebabkan kanker paru-paru.

Zat lain yang bisa memicu kanker paru-paru adalah asbes dan gas radon. Jika seseorang menghirup asbes secara langsung, itu bisa berdsaran di jaringan paru-paru yang bisa mengakibatkan kanker.

WHO menambahkan gejala seseorang menderita kanker paru-paru akibat asbes mungkin memerlukan lebih dari satu dekade untuk terlihat.

"Asbes bisa ditemukan pada setiap bangunan industri atau tempat tinggal yang sudah dibangun," jelasnya.

Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) mencatat bahwa gas radon adalah gas radioaktif alami yang bisa menyebabkan kanker paru-paru. Gas radon ini terperangkap di dalam ruangan setelah memasuki gedung melalui retakan dan lubang lain di pondasi.

Adapun gejala kanker paru-paru paling umum menurut NHS, termasuk batuk berkepanjangan, infeksi dada berulang dan batuk darah.

Tanda-tanda lain dari penyakit ini termasuk sesak napas yang terus-menerus dan rasa sakit atau nyeri saat bernapas atau batuk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI