Suara.com - Anda mungkin mengenal dan merasakan beberapa gejala fisik kecemasan, seperti jantung berdebar atau berkeringat ketika gugup. Tapi mungkin Anda kurang paham dengan bagaimana kecemasan bermanifestasi secara fisik dalam gangguan kecemasan, yang lebih dari sekadar kecemasan sehari-hari.
Ketika membicarakan gangguan kecemasan, kita cenderung kurang fokus pada fisik dan lebih pada kekhawatiran dan ketakutan mental yang luar biasa.
Secara keseluruhan, penting untuk mengenali gejala fisik ini, sebab jika tidak tahu yang sebenarnya dihadapi, akan sulit untuk mencari pengobatan yang dibutuhkan agar kondisi menjadi lebih baik.
Dilansir dari SELF, berikut gejala fisik dari kecemasan yang perlu diwaspadai:
Baca Juga: Gangguan Mental pada Masa Kanak-Kanak Berdampak Buruk saat Dewasa
1. Jantung berdegup kencang
National Institute of Mental Health (NIMH) mengatakan bahwa ini adalah gangguan kecemasan umum.
Ini terjadi ketika Anda menghadapi sesuatu yang membuat stres dan kelenjar adrenal mengeluarkan hormon seperti adrenalin (yang juga disebut sebagai epinefrin), reseptor di jantung bereaksi denan mempercepat detaknya.
Ini memungkinkan tubuh memompa lebih banyak darah ke otot-otot besar sehingga Anda secara teoritis dapat melarikan diri atau melawan ancaman tersebut.
2. Sesak napas
Baca Juga: Terpopuler: Tren Baju Lebaran 2020, Tes Kerpribadian Kenali Gangguan Mental
Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Ketika respons stres meningkatkan kecepatan tubuh mengirimkan darah ke seluruh tubuh akibat detak jantung berdetak kencang, pernapasan juga akan meningkat untuk memberi lebih banyak oksigen.
Jika Anda bernapas terlalu cepat (juga dikenal sebagai hiperventilasi), sebenarnya dapat meningkatkan banyak gejala kecemasan fisik karena keseimbangan oksigen-karbon dioksida rusak.
3. Selalu kelelahan
Rasa lelah yang terus-menerus adalah tanda umum dari kecemasan, menurut NIMH.
Penyebabnya, adanya peningkatan hormon stres yang diaktivasi kecemasan dapat membuat Anda tetap waspada, yang bisa sangat menguras tenaga.
4. Jadwal tidur kacau
Seseorang dengan kecemasan mungkin mengalami kesulitan untuk tertidur dan/atau tetap tertidur. Mungkin juga memiliki tidur yang gelisah dan tidak memuaskan, tulis NIMH.
Kadar hormon yang tinggi seperti kortisol dan adrenalin membuat sulit tidur nyenyak, karena tubuh tidak cukup rileks untuk beristirahat.
Pikiran-pikiran yang muncul bersama kecemasan juga dapat menyulitkan penderita gangguan kecemasan tidur nyenyak.
5. Otot sakit
Menurut American Psychological Association (APA), otot akan menegang sebagai bagian dari respons stres. Bertahan dalam tubuh yang kaku selama beberapa waktu uga akan menyebabkan rasa sakit.
Mengatupkan rahang atau merasakan ketegangan otot hingga ke kepala saat gangguan kecemasan melanda juga akan menyebabkan sakit kepala.