Suara.com - Perusahaan farmasi asal China, Sinovac Biotech, sedang menjajaki kemungkinan mengirimkan produk vaksin Covid-19 buatanya ke Brasil, salah satu negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia.
Dilansir ANTARA, Sinovac berharap dapat memasok vaksin Covid-19 buatannya ke lebih banyak negara Amerika Selatan dengan mengalihkan beberapa prosedur manufaktur ke mitranya di Brasil, kata kepala eksekutif perusahaan China itu.
Para perusahaan global pembuat vaksin, seperti Sinovac dan AstraZeneca, telah bermitra dengan Brasil untuk melakukan pengujian tahap akhir calon vaksin mereka di negara terbesar Amerika Selatan itu, yang sedang bergelut sebagai negara ketiga di dunia yang memiliki jumlah tertinggi kasus corona.
Menurut Kepala Eksekutif Sinovac Yin Weidong, perusahaan itu berencana menyediakan produk setengah jadi kepada mitranya, Instituto Butantan, yang akan melakukan pengisian dan pengemasan serta memasok barang jadi ke negara-negara Amerika Selatan lainnya.
Baca Juga: Jangan Senang Dulu, Vaksin Corona Belum Tentu Jangkau Seluruh Rakyat
China memasukkan kandidat vaksin buatan Sinovac, CoronaVac, dalam program penggunaan darurat di China yang diluncurkan pada Juli.
Namun, pengujian tahap akhir di luar negeri belum selesai sehingga menimbulkan kekhawatiran di antara para ahli soal keamanan vaksin tersebut.
Negara bagian Brasil, Sao Paulo, juga kemungkinan akan mulai mengimunisasi penduduknya dengan vaksin Sinovac pada pertengahan Desember, dan sedang menunggu izin dari regulator, kata gubernurnya.
Yin mengatakan perusahaannya bersedia berkolaborasi dan berbagi data dengan negara lain tentang penggunaan darurat vaksin jika mereka membutuhkan program semacam itu.
Ia juga mengatakan Sinovac sedang berada dalam pembicaraan dengan sejumlah negara, antara lain Chile, untuk melakukan studi klinis Tahap 3.
Baca Juga: Anthony Fauci: Kita Harus Tetap Lakukan 3M Meski Sudah Ada Vaksin Covid-19
"Berbagai negara memiliki opsi mereka sendiri tentang otorisasi penggunaan darurat," kata Yin, yang menambahkan bahwa dia tidak tahu apakah mereka akan mengikuti langkah China.
Kandidat vaksin lain yang dikembangkan oleh anak perusahaan dari China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) yang didukung negara, mendapatkan persetujuan penggunaan darurat minggu lalu di Uni Emirat Arab, tempat vaksin itu masih diuji.