Suara.com - Penderita gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder (BPD) ditandai dengan suasana hati serta citra diri berubah-ubah dan perilaku impulsif.
Seorang penderita BPD memiliki cara berpikir, pandang, dan perasaan yang berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya.
Seperti gangguan kepribadian lainnya, BPD juga memiliki pemicu, kejadian atau situasi tertentu yang dapat memperburuk gejala mereka.
Pemicu mengacu pada beberapa peristiwa yang menyebabkan eksaserbasi ( kambuh atau keadaan di mana penyakit tiba-tiba menjadi lebih buruk daripada biasanya) utama gejala BPD.
Baca Juga: Jengkel Anak Gangguan Mental Bawa Bendera Melulu, Ibu Gunting Merah Putih
Peristiwa tersebut dapat bersifat eksternal (sesuatu yang terjadi di luar diri), atau internal (sesuatu yang terjadi dalam pikiran, seperti pemikiran atau ingatan).
Pemicu BPD dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi ada beberapa jenis pemicu yang sangat umum terjadi, menurut Verywell Mind.
1. Pemicu Hubungan
Pemicu BPD yang paling umum terkait dengan gangguan interpersonal, terutama hubungan.
Orang dengan BPD sering mengalami rasa takut, marah, perilaku impulsif, menyakiti diri sendiri, dan bahkan bunuh diri ketika peristiwa dalam suatu hubungan membuat mereka merasa ditolak, dikritik, atau ditinggalkan.
Baca Juga: Baby Blues dan 2 Gangguan Mental yang Berisiko Dialami Ibu Pascamelahirkan
Misalnya, seorang penderita mengirim pesan pada temannya dan tidak dibalas. Ketika mereka menunggu beberapa jam, pemikiran seperti, 'dia tidak membalas, dia pasti marah'.
Pikiran-pikiran ini mungkin berubah menjadi pola pikir seperti, 'dia mungkin membenciku', atau 'aku tidak akan pernah punya teman yang selalu ada di sisiku'.
Dengan pikiran berputar ini muncul gejala spiral, seperti emosi yang kuat, kemarahan, dan dorongan untuk menyakiti diri sendiri.
2. Pemicu kognitif
Terkadang, pemicunya bisa berasal dari pemikiran penderita BPD sendiri yang muncul secara tiba-tiba. Khususnya pada penderita yang pernah mengalami gejala traumatis.
Contohnya, ingatan atau gambaran tentang pengalaman masa lalu dapat memicu emosi yang intens dan gejala BPD lainnya. Namun, ingatan tidak perlu membuat stres untuk memicu gejala.
3. Cara mengelola pemicu BPD
Pemicu sangat individual. Langkah pertama dalam mengelola pemicunya adalah memahami peristiwa, situasi, pikiran, atau ingatan apa yang bisa memicu gejala BPD, seperti amarah atau impulsif.
Setelah mengidentifikasi pemicunya, penderita bisa mencari cara untuk mengatasinya. Bisa dimulai dengan menentukan apakah pemicu tersebut dapat dihindari.
Meski begitu, banyak pemicu yang tidak dapat dihindari dengan mudah.
Jika penderita menemukan beberapa pemicu tidak dapat dihindari, penderita dapat belajar mengatasinya dengan membuat rencana tindakan, menemui terapis, dan berusaha 'mendekati' pemicu secara bertahap.