Mirip Covid-19, Ini Empat Fakta Pneumonia Anak yang Wajib Orangtua Tahu

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 24 September 2020 | 15:45 WIB
Mirip Covid-19, Ini Empat Fakta Pneumonia Anak yang Wajib Orangtua Tahu
Ilustrasi Imuniasi pada anak. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah situasi pandemi Covid-19, segala perubahan kesehatan anak mesti selalu diwaspadai orangtua. Terlebih yang berkaitan dengan sistem pernapasan seperti pneumonia.

Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar kedua pada balita di Indonesia. Tantanganya banyak orangtua belum memahami apa itu pneumonia serta pencegahannya.

Mereka tanpa sengaja dapat menyalahartikan gejala pneumonia sebagai gejala flu biasa, sehingga anak tidak mendapatkan perawatan yang seharusnya.

Padahal, tanpa perawatan yang benar, pneumonia dapat mengakibatkan komplikasi seperti kesulitan bernafas, infeksi aliran darah, penumpukan cairan atau nanah di dalam atau di sekitar paru.dan kematian.

Dikutip dari siaran pers yang diterima Suara.com, Kamis, (24/09/2020), yuk pahami empat fakta penting tentang pneumonia agar si kecil dapat terlindung dari penyakit berbahaya ini.

Ilustrasi pneumonia [shutterstock]
Ilustrasi pneumonia [shutterstock]

1. Pneumonia menjadi penyebab kematian terbesar kedua pada balita di Indonesia

Berdasarkan data yang dihimpun UNICEF, lebih dari 19.000 anak balita di Indonesia meninggal akibat pneumonia pada tahun 2018. Artinya, lebih dari dua anak di Indonesia setiap jamnya meninggal karena pneumonia.

2. Gejala Pneumonia dapat menyerupai gejala flu

Gejala awal dari pneumonia meliputi sesak napas, nyeri dada, demam, batuk, dan kehilangan nafsu makan, yang mudah disalahartikan sebagai gejala flu biasa.

Baca Juga: Kemungkinan Penyebab Happy Hypoxia, Komplikasi Covid-19 yang Baru Muncul

Orangtua sebaiknya jangan menunggu sampai anak terkulai lemas untuk memastikan bahwa anak sedang sakit. Ketika ritme napas anak menjadi cepat, dan anak tampak tidak nyaman ketika bernapas, orangtua sudah harus sigap membawa si kecil ke dokter.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI