Studi: Kondisi Sosial Ekonomi Bisa Pengaruhi Risiko Penyakit Ginjal Kronis

Kamis, 24 September 2020 | 15:25 WIB
Studi: Kondisi Sosial Ekonomi Bisa Pengaruhi Risiko Penyakit Ginjal Kronis
Ilustrasi ginjal dalam tubuh manusia. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lingkungan tetangga, status sosial ekonomi, pendapatan, hingga tingkat pendidikan mungkin berefek pada risiko penyakit ginjal kronis. Hal ini dinyatakan oleh penelitian dari  Drexel University's Dornsife School of Public Health yang terbit pada SSM Population Health.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara status sosial ekonomi dengan gangguan ginjal kronis. 

Melansir dari Medical Xpress, para peneliti telah memeriksa 23.692 orang dewasa di Philadelphia. Dalam studi ini, para peneliti telah menyesuaikan usia individu, ras, jenis kelamin dan jenis asuransi kesehatan.

Penulis menemukan bahwa mereka yang tinggal di lingkungan berstatus sosial ekonomi rendah (pendapatan ekonomi, lingkungan, dan pendidikan rendah) lebih cenderung memiliki penyakit ginjal dibandingkan mereka yang tinggal di lingkungan dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi. 

Baca Juga: Obat Hipertensi Dituding Sebabkan Penyakit Ginjal Kronis, Benarkah?

Selain itu lingkungan yang tidak kondusif buat berjalan juga dikaitkan dengan buruknya kontrol gula darah pada pasien ginjal kronis. 

"Penemuan kami menyatakan bahwa orang yang tinggal di lingkungan dengan sumber daya paling sedikit berada pada risiko tertinggi untuk mengalami penyakit ginjal," kata penulis senior Meera Harhay, MD, seorang profesor kedokteran di Drexel's College of Medicine dan Dornsife School of Public Health. 

Ilustrasi ginjal. (sumber: Shutterstock)
Ilustrasi ginjal. (sumber: Shutterstock)

Menurut Harhay, penelitian ini harus menjadi seruan kepada penyedia layanan kesehatan untuk mengintegrasikan pengetahuan tentang lingkungan pasien terutama bagi mereka yang sedang dalam proses perawatan ginjal dan masyarakat berisiko. 

"Hasil kami juga menunjukkan bahwa lingkungan-lingkungan yang mempromosikan aktivitas fisik memberi sifat protektif dalam hal tekanan darah dan pengelolaan gula darah, sedangkan lingkungan sebaliknya dapat memperburuk kondisi yang merupakan faktor risiko penyakit ginjal," imbuhnya. 

Penyakit ginjal kronis ditandai dengan kerusakan ginjal yang tidak mampu menyaring sampah dalam tubuh secara efektif. Kondisi ini juga bisa timbul dengan kelebihan cairan di ginjal dari darah. 

Baca Juga: Penderita Sakit Ginjal di Indonesia Meningkat Dua Kali Lipat Sejak 2013

"Studi ini menawarkan alat untuk membantu mengidentifikasi kelompok masyarakat yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal pada tahap awal sehingga kondisi mereka dapat dikelola untuk mencegah penyakit ginjal kronis," kata Harhay. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI