Suara.com - Pandemi Covid-19 juga telah memengaruhi kondisi psikologis banyak orang.
Menurut data Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), gangguan psikologis akibat pandemi banyak dirasakan masyarakat pada periode April dan Agustus 2020.
Temuan itu berdasarkan layanan swaperiksa di laman pdskji.org yang telah diakses oleh 4010 pengguna internet selama lima bulan berlangsungnya pandemi di Indonesia.
Hasil swaperiksa menunjukkan bahwa 65 persen pengakses mengindiikasikan adanya masalah psikologis dalam diri mereka.
Baca Juga: Terungkap, El Rumi Alami Gangguan Psikologis Usai Orangtua Cerai
"Masalah psikologis terjadi cukup tinggi di bulan April dan kemudian perlahan menurun hingga bulan Juli dan kembali meningkat di bulan Agustus 2020," demikian dikutip dari akun Instagram PDSKJI, Kamis (24/9/2020).
Mayoritas mayarakat yang melakukan swaperiksa adalah perempuan yaitu sekitar sebanyak 71 persen. Sedangkan laki-laki sebanyak 29 persen.
Survei swaperiksa ini diakses oleh masyarakat di 34 propinsi di Indonesia.
Hasilnya, ditemukan 65 persen orang mengalami masalah kecemasan, 62 persen pengakses mengalami gejala depresi, dan 75 persen mengaku mengalami masalah trauma psikologis.
Data swaperiksa menunjukkan, yang paling banyak mengalami masalah psikologis adalah kelompok usia 17 hingga 29 tahun dan usia 60 tahun ke atas.
Baca Juga: Chat atau Telepon, Cara Mana yang Lebih Mendekatkan secara Psikologis?
Jika Anda tertarik untuk mengetahui apakah mengalami gangguan psikologis, Anda bisa mengakses melalui laman www.pdskji.org untuk mengetahui gejala-gejala kecemasan, depresi, atau trauma psikologis. Selain itu, Anda juga bisa mencoba fitur tambahan berupa swaperiksa mengenai bunuh diri.