Penderita Diabetes Tipe 2 Seharusnya Jangan Begadang, Begini Dampaknya

Rabu, 23 September 2020 | 09:04 WIB
Penderita Diabetes Tipe 2 Seharusnya Jangan Begadang, Begini Dampaknya
Ilustrasi begadang. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Leicester, Inggris, dan University of South Australia menunjukkan penderita diabetes tipe 2 lebih baik tidur lebih awal.

Studi ini menilai preferensi waktu tidur (kronotipe tidur) dari penderita diabetes tipe 2 dengan mengidentifikasi hubungan antara waktu tidur dan gaya hidup aktif yang sehat.

Dilansir dari Medical Express, peneliti menemukan bahwa night owl atau orang yang tidur larut malam dan bangun terlambat memiliki gaya hidup yang tidak banyak bergerak, ditandai dengan intensitas fisik yang rendah.

Diabetes tipe 2 sebagian besar disebabkan oleh kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Gaya hidup night owl tentu membuat kesehatan mereka memiliki risiko yang lebih besar.

Baca Juga: Awas, Kesepian Bisa Berpengaruh Terhadap Risiko Diabetes

Peneliti utama, Dr. Joseph Henson dari University of Leicester mengatakan memahami bagaimana preferensi waktu tidur seseorang dapat memengaruhi tingkat aktivitas fisik mereka sehingga bisa membantu penderita diabetes tipe 2 mengelola kesehatannya dengan lebih baik.

"Ada kebutuhan besar akan intervensi skala besar untuk membantu penderita diabetes memulai, mempertahankan dan mencapai manfaat dari gaya hidup aktif," kata Dr. Henson.

"Untuk gaya hidup night owl, penelitian kami menunjukkan mereka berolahraga 56 persen lebih sedikit daripada orang-orang early bird," sambungnya.

Seorang perempuan menyuntikkan obat diabetes. [shutterstock]
Seorang perempuan menyuntikkan obat diabetes. [shutterstock]

Diterbitkan di BMJ Open Diabetes Research & Care, peserta dalam penelitian ini berjumlah 653 dari pasien diabetes tipe 2.

Masing-masing dari mereka memakai akselerometer selama tujuh hari untuk mencatat intensitas dan waktu kegiatan fisiknya, termasuk tidur, istirahat, aktivitas fisik secara keseluruhan.

Baca Juga: Awas Diabetes Tipe 2, Cek Adakah Kulit Halus dan Mengkilat di Tubuh?

Studi tersebut menemukan 25 persen peserta memiliki kronotipe pagi, yakni tidur lebih awal dan bangun lebih awal, dengan waktu tidur rata-rata pukul 22:52. Ada pula 23 persen peserta yang memiliki kronotipe malam, yaitu preferensi untuk tidur larut malam dan bangun terlambat, dengan rerata waktu tidur pukul 00:36. Selain itu, 52 persen peserta mengatakan tidak menjalani kedua gaya hidup tersebut.

Dr. Alex Rowlands dari UniSA mengatakan penelitian ini memberikan wawasan unik tentang perilaku penderita diabetes tipe 2.

"Karena kronotipe tidur berpotensi dapat diubah, temuan ini memberikan kesempatan untuk memperbarui gaya hidup menjadi lebih baik, hanya dengan menyesuaikan waktu tidur Anda," kata Dr. Rowlnads.

"Bagi penderita diabetes , ini adalah informasi berharga yang dapat membantu mereka kembali ke jalan menuju kesehatan yang baik," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI