Jurnal Medis Terkemuka Lancet Perbarui Kebijakannya

Rabu, 23 September 2020 | 08:31 WIB
Jurnal Medis Terkemuka Lancet Perbarui Kebijakannya
Hydroxychloroquine. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu jurnal medis terkemuka di dunia, Lancet, telah memperbarui kebijakan editorialnya menyusul kasus kesalahan penelitian tentang hydroxychloroquine sebagai pengobatan Covid-19.

Pada Mei, Lancet menerbitkan studi peer-review atau tinjauan sejawat tentang obat kontroversial hydroxychloroquine, menyimpulkan adanya risiko kematian tinggi dan mengalami lebih banyak komplikasi terkait jantung bagi pasien Covid-19 penerima obat tersebut.

Data ini dicatat oleh rumah sakit di seluruh dunia dalam database oleh perusahaan analitik data Amerika Serikat yang dikenal sebagai "Surgisphere". Temuan mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menghentikan uji klinis obat anti-malaria tersebut.

Beberapa hari setelah makalah diterbitkan, sebuah kantor berita besar, Guardian Australia, mengungkap adanya masalah dalam data di Australia dalam penelitian tersebut.

Baca Juga: Covid-19 Anak Lebih Ringan daripada Orang Dewasa, Studi Ungkap Alasannya

Angka jumlah kematian akibat Covid-19 dan pasien di rumah sakit yang dikutip oleh penulis tidak sesuai dengan data resmi pemerintah dan departemen kesehatan.

Ilustrasi Hydroxychloroquine. [Shutterstock]
Ilustrasi Hydroxychloroquine. [Shutterstock]

Bahkan, dokter senior yang terlibat dalam penelitian Covid-19 mengatakan mereka belum pernah mendengar tentang basis data Surgisphere.

Peneliti dari negara lain mengidentifikasi masalah serupa dengan data dari rumah sakit mereka, dan penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan keraguan apakah database yang digunakan dalam penelitian benar-benar ada.

Pendiri Sugisphere sekaligus penulis makalah tersebut adalah Sapan Desai. Pengadilan Illinois menunjukkan Desai pernah menghadapi dua tuntutan malapraktik medis pada 2019, dilansir Science Magazine. Menyusul peyelidikan ini, informasi mengenai Surgisphere telah dihapus dari internet.

Kemudian, WHO kembali melanjutkan studinya tentang hydroxychloroquine dan Lancet mencabut makalah Surgipshere dan berjanji untuk meninjau kebijakan publikasinya.

Baca Juga: Studi: Mandi Air Panas di Bak Bisa Turunkan Risiko Diabetes Tipe 2

Kebijakan baru, yang terbit pada Kamis (17/9/2020), tiga bulan setelah studi ditarik pada Juni 2020 kemarin, mensyaratkan bahwa lebih dari satu penulis dalam penelitian tersebut harus langsung akses dan menferifikasi data yang dilaporkan.

“Untuk artikel penelitian yang merupakan hasil kemitraan akademis dan komersial, salah satu penulis yang disebutkan telah mengakses dan memverifikasi data harus dari tim akademis," tulis Lancet.

"Selain itu, semua penulis akan diminta untuk menandatangani formulir pernyataan untuk mengonfirmasi bahwa mereka memiliki akses penuh ke data yang dilaporkan dalam artikel mereka, dan bertanggung jawab untuk mengirimkan artikel untuk publikasi," sambungnya.

Salah satu pertanyaan yang diajukan tentang publikasi makalah Surgisphere adalah bagaimana makalah tersebut lolos proses peer-review.

Laman resmi Lancet (The Lancet/thelancet.com)
Laman resmi Lancet (The Lancet/thelancet.com)

"Editor akan memastikan bahwa setidaknya satu peninjau sejawat memiliki pengetahuan tentang detail kumpulan data yang dilaporkan dan dapat memahami serta mengomentari kekuatan dan keterbatasannya terkait dengan pertanyaan penelitian yang dibahas," jawab Lancet mengenai pertanyaan di atas.

Untuk studi yang menggunakan kumpulan data sangat besar, editor akan memastikan bahwa selain tinjauan sejawat statistik, ulasan dari pakar ilmu data juga harus diperoleh.

"Kami akan secara eksplisit bertanya kepada pengulas apakah mereka memiliki kekhawatiran tentang integritas penelitian atau etika publikasi mengenai manuskrip yang mereka ulas,” tulis Lancet dalam kebijakan barunya, dilansir Guardian.

Kebijakan baru ini akan segera diberlakukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI