Hipotesis Penelitian: Orang yang Sembuh dari DBD Lebih Kebal Covid-19?

Selasa, 22 September 2020 | 13:22 WIB
Hipotesis Penelitian: Orang yang Sembuh dari DBD Lebih Kebal Covid-19?
Ilustrasi DBD, nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona penyebab sakit Covid-19 memang masih terus diteliti. Tujuannya, agar semakin banyak informasi terhimpun guna menyudahi pandemi Covid-19. Salah satunya adalah temuan baru-baru ini, yang mengungkap bahwa orang yang pernah sembuh dari demam berdarah atau DBD mungkin lebih kebal dari infeksi Covid-19. Tapi benarkah?

Diwartakan Dailymail, Selasa (22/9/2020), disebutkan bahwa orang yang berhasil selamat dari DBD kemungkinan memiliki kekebalan terhadap virus corona baru. Sebagaimana hasil penelitian Duke University menganalisis wabah Covid-19 di Brasil, lalu menemukan hubungan antara penyebaran virus dan penyakit yang ditularkan nyamuk.

Peneliti utama Dr Miguel Nicolelis dari Duke School of Medicine Distinguished Professor of Neurosciene mengatakan timnya membandingkan distribusi kasus Covid-19 secara geografis dengan penyebaran demam berdarah pada 2019 dan 2020.

Ternyata daerah dengan infeksi Covid-19 lebih rendah adalah daerah yang telah mengalami wabah DBD paling tinggi pada tahun sebelumnya. Artinya, ada kemungkinan antibodi demam berdarah bisa mencegah infeksi Covid-19 dan menyembuhkannya.

Baca Juga: Pedagang Wafat Positif Corona, Aktivitas Pasar Melati Dihentikan Sementara

"Temuan yang cukup mencolok ini kemungkinan menarik dari perlawanan silang imunologis (kekebalan tubuh) antara serotipe Flavivirus dengue (DBD) dan SARS CoV 2," tulis hasil penelitian itu.

"Jika terbukti benar hipotesis ini, berarti infeksi dengue (DBD) atau imunisasi dengan vaksin dengue (DBD) yang manjur dan aman dapat menghasilkan beberapa tingkat perlindungan imunologis (kekebalan tubuh) dari Covid-19," sambung keterangan penelitian.

Melihat ini, Nicolelis merasa ini sangat menarik karena penelitian sebelumnya menunjukkan orang yang antibodi atau kekebalan tubuh sudah terbentuk dari demam berdarah, terbukti positif palsu Covid-19.

"Ini menunjukkan bahwa ada interaksi imunologis antara dua virus yang tidak dapat diduga oleh siapa pun, karena kedua virus tersebut berasal dari keluarga yang sama sekali berbeda," jelas Nicolelis.

Meski begitu, penelitian yang dilakukannya belum terlalu kuat dan memerlukan penelitian lebih lanjut hubungan antara DBD dan Covid-19.

Baca Juga: Kondisi Terkini Nunung Srimulat Usai Positif COVID-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI