Suara.com - Keputusan bunuh diri menjadi hal yang kompleks untuk dijelaskan. Namun dengan memahami berbagai faktor risiko, maka bunuh diri kemungkinan besar bisa dicegah.
"Seringkali, orang-orang terlibat dalam pemikiran bunuh diri atau perilaku bunuh diri karena mereka merasa tidak dapat lagi menahan rasa sakit psikologis dan emosional yang mereka alami saat ini," kata Anthony P. DeMaria, PhD, psikolog klinis dan psikoterapis di Rumah Sakit Mount Sinai St. Luke, New York.
Melansir dari Health, berikut adalah beberapa faktor risiko yang sering kali terkait dengan keputusan bunuh diri, antara lain:
1. Faktor Biologis
Faktor risiko yang peryama adalah biologis, termasuk penyakit, baik mental maupun fisik. "Menderita penyakit yang menyebabkan nyeri kronis, bisa jadi salah satu faktor risiko biologis," kata DeMaria.

2. Faktor Psikologis
Faktor psikologis muncul dengan ketahanan seseorang dan keterampilan mengatasi masalah. Hal ini juga biasanya hadir dengan rasa putus asa.
"Orang yang mengalami depresi, bipolar, atau mengalami stres pascatrauma, lebih rentan terhadap pikiran atau tindakan bunuh diri," kata Michael Genovese, MD, psikiater klinis, spesialis kecanduan, dan kepala petugas medis Acadia Healthcare, mengatakan kepada Health.
Meskipun banyak orang mungkin mengalami depresi klinis, namun hanya sedikit yang mencoba bunuh diri. Selain itu, perasaan putus asa juga jadi faktor risiko besar lainnya.
Baca Juga: Psikiater Sebut Tindakan Bunuh Diri Bisa Menular

3. Faktor Sosial