Suara.com - Meski sebagian ahli menyatakan aman naik pesawat selama pandemi karena ada pergantian udara di kabin. Namun risiko penularan infeksi virus corona Covid-19 di pesawat tetap tidak bisa diabaikan.
"Kemungkinan seorang individu tertular virus corona saat duduk di sebelah inang yang terinfeksi cukup rendah," kata Dr. Robin Thompson, ahli epidemiologi matematika di Universitas Oxford yang telah meneliti peran perjalanan udara dalam wabah virus seperti yang dikutip dari Time.
"Namun, ketika banyak orang bepergian, kemungkinan muncul beberpa infeksi bisa terjadi dan risiko virus ditularkan antar negara oleh satu individu juga sangat memungkinkan," imbuhnya.
Melansir dari Time, ia juga menambahkan bahwa risiko yang sama juga bisa terjadi pada perjalanan jarak pendek atau domestik. Hal ini ditunjukkan dengan kemiripan infeksi di daerah-daerah yang bertetangga.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Bali Bertambah 121 Orang, Didominasi Transmisi Lokal
Sebelumnya sebuah penelitian yang dilaporkan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases juga menunjukkan bahwa ada penularan virus corona di atas pesawat.
Melansir dari CNN, penelitian tersebut mencatat bahwa perempuan muda dan saudara perempuannya yang melakukan perjalanan ke seluruh Eropa tepat ketika awal pandemi virus corona merebak di sana.
Mereka mengunjungi Milan dan Paris sebelum menuju ke London. Ketika wanita itu meninggalkan London pada 1 Maret, dia mengalami sakit tenggorokan dan batuk saat naik penerbangan pulang ke Vietnam, tetapi tidak ada yang memperhatikan.
Pada saat dia turun dari penerbangan di Hanoi 10 jam kemudian, 15 orang lain yang berada di pesawat bersamanya mengalami gejala yang sama. Sementara dalam insiden lain, penumpang penerbangan dari Boston ke Hong Kong tampaknya telah menginfeksi dua pramugari.
Dalam hal ini, kedua kasus tersebut melibatkan penerbangan di awal pandemi, sebelum maskapai penerbangan mulai menganjurkan penggunaan masker.
Baca Juga: Banyak Menteri Kena Corona, Jokowi Tak Pernah Hidupkan AC di Istana
"Rute penularan yang paling mungkin selama penerbangan adalah transmisi aerosol atau droplet dari kasus 1, khususnya untuk orang yang duduk di kelas bisnis," catat Nguyen Cong Khanh, pemimpin peneliti dan rekannya dari Institut Nasional Higiene dan Epidemiologi di Hanoi.
"Kami menyimpulkan bahwa risiko penularan SARS-CoV-2 di dalam pesawat selama penerbangan panjang adalah nyata dan berpotensi menyebabkan infeksi Covid-19 berskala besar, bahkan dalam penerbangan kelas bisnis dengan pengaturan tempat duduk yang luas," imbuhnya.
Sementara kasus kedua, menunjukkan gejala setelah mereka tiba dan didiagnosis dengan virus corona.