Suara.com - Demam kerap kali terjadi pada sebagian anak usai mendapatkan imunisasi vaksin. Suhu tubuh yang meninggi itu disebut juga kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) atau efek samping dari imunisasi.
Dokter anak dr. Arifianto Sp.A menyampaikan bahwa demam termasuk KIPI ringan dan orangtua tidak perlu khawatir. Demam tersebut biasanya berpotensi lebih besar oleh anak usia di bawah enam bulan.
"Sebenarnya demam itu sekarang lumayan jarang. Bahkan kalau dulu ada vaksin DPT buat panas, walaupun dulu pun buat panas, hanya 30 persen yang mengalami demam dan tidak perlu dikhawatirkan," kata Arif dalam webinar dari 'Kenapa Harus Vaksin', Minggu (20/9/2020).
Demam sebenarnya merupakan respon alami terhadap vaksin yang dimasukan ke dalam tubuh, jelas Arif. Biasanya hanya terjadi beberapa jam pasca anak imunisasi atau paling lama 48 jam.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Masyarakat Inginkan Fasilitas Imunisasi yang Aman
Ia juga menyampaikan bahwa tinggi suhu tubuh anak tidak berarti menunjukan kondisi sakit berat hingga harus dibawa ke rumah sakit. Terpenting, menurut Arif, anak harus tetap cukup minum saat mengalami demam, tanpa harus diberi obat penurun panas.
"Ternyata tanpa diberi obat panas, sekalipun anak diberi asi, diberi minum sesuai dengan usianya akan turun dengan sendirinya," katanya.
Ia menjelaskan, semakin demam tinggi maka tubuh berpotensi besar alami dehidrasi. Karenanya, anak sebaiknya diberi cukup minum daripada dikompres atau pun diberikan obat penurun demam.
"Sebenarnya penurun panas gak perlu diberikan, kecuali (anak) rewel. Bahkan penelitian, ada potensi penurunan kekebalan hasil imunisasi karena keseringan dikasih penurun panas. Walaupun kompres itu juga gak harus yang penting minum," ucap Arif.
Baca Juga: Sempat Terkendala, Imunisasi Dasar Rutin Kembali Berjalan Lancar