Studi: Orang dengan Gangguan Kecanduan Berisiko Lebih Tinggi Kena Covid-19

Minggu, 20 September 2020 | 16:39 WIB
Studi: Orang dengan Gangguan Kecanduan Berisiko Lebih Tinggi Kena Covid-19
ilustrasi kecanduan obat-obatan terlarang. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seseorang dengan gangguan kecanduan memiliki risiko lebih besar terkena Covid-19 dan lebih mungkin mengalami keparahan. Hal ini dinyatakan dalam studi baru dalam jurnal Molecular Psychiatry.

Melansir dari WebMD, para peneliti menganalisis catatan kesehatan elektronik pada lebih dari 73 juta pasien di Amerika Serikat. Orang dengan gangguan kecanduan menyumbang lebih dari 10 persen dalam penelitian ini dan hampir 16 persen dari keseluruhan kasus Covid-19.

Orang dengan diagnosis gangguan kecanduan lebih mungkin mengembangkan Covid-19 dibandingkan orang yang tidak. Hubungan antara kecanduan dan Covid-19 adalah kaitannya dengan kecanduan opioid dan tembakau.

Studi ini juga menemukan bahwa orang dengan gangguan kecanduan lebih mungkin dirawat di rumah sakit atau meninggal karena Covid-19.

Baca Juga: Baru Dibuka, Tower 5 Wisma Atlet Langsung Penuh 90 Persen Pasien Corona

Rekan penulis studi Dr. Nora Volkow, direktur Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba A.S., mengatakan orang dengan gangguan kecanduan sering kali telah memiliki risiko pada masalah paru-paru dan sistem kardiovaskular. Hal ini yang dapat berkontribusi pada peningkatan kerentanan mereka terhadap Covid-19.

"Faktor lain yang berkontribusi adalah marjinalisasi terhadap orang dengan kecanduan yang membuat mereka lebih sulit untuk mengakses layanan perawatan kesehatan," kata Dr.Nora Volkow dalam rilis berita dari Institut Kesehatan Nasional (NIH) Amerika Serikat.

Studi ini juga menunjukkan bahwa orang kulit hitam dengan diagnosis gangguan opioid empat kali lebih risiko Covid-19. 

Ilustrasi obat-obatan [shutterstock]
Ilustrasi obat-obatan [shutterstock]

Para penulis menyarankan agar penyedia layanan kesehatan memantau pasien dengan gangguan kecanduan dan mengambil langkah untuk melindungi mereka dari infeksi virus corona.

"Ini adalah kewajiban bagi dokter untuk memenuhi tantangan unik dalam merawat populasi yang rentan ini, sama seperti yang mereka lakukan pada kelompok berisiko tinggi lainnya," imbuh Volkow. 

Baca Juga: Waspada, Tidak Alami Demam Bukan Berati Bebas Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI