Suara.com - Penggunaan masker saat pandemi Covid-19 sangat penting dalam melindungi diri sendiri dan orang lain dari infeksi virus corona Covid-19.
Sayangnya meski sudah sering digaungkan, masih ada masyarakat yang abai dan keliru dari tidak memakai masker, cara memakai masker, hingga keliru memakai jenis masker yang tepat.
Ini yang diduga jadi salah satu sebab semakin tingginya angka infeksi di Indonesia.
Praktisi Klinik, Edukator Pengamat Kesehatan dan Relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda'i membagi 4 golongan masyarakat Indonesia dalam memakai masker, yang bisa mencerminkan ketaatan mereka.
Baca Juga: Dua Dokternya Terpapar Covid-19, Puskesmas di Tanah Grogot Tutup Sementara
"Merasa aman memakai masker tapi tidak menyaring, jangan-jangan outbreak yang ada di kantor di berbagai tempat gara-gara pemakaian yang salah jadi dampaknya cukup panjang," ujar dr. Fajri diskusi bersama Elshinta beberapa waktu lalu.
Golongan pertama, adalah golongan paling baik yaitu mereka tahu dan paham dari cara memakai masker, jenis masker yang baik, menjaga jarak, dan mereka taat mempraktikkannya saat keluar rumah.
Golongan kedua, yaitu masyarakat yang tidak tahu tidak paham ilmunya, yang penting asal taat dan patuh menjalani imbauan dari pemerintah dan praktisi medis.
"Tapi masih mending dia tidak tahu tapi taat menjalankannya," ungkap dr. Fajri.
Golongan ketiga, yang cukup mengkhawatirkan masyarakat ini tahu dan paham ilmu maupun pengetahuannya tentang masker yang baik, cara penggunaan dan sebagainya.
Baca Juga: Pelanggar PSBB di Puncak: Tidak Pakai Masker Diborgol, Koruptor Malah Bebas
Sayangnya, mereka enggan menjalankannya, motifnya juga tidak jelas dan beragam.
"Banyak motifnya dia mencari untung, dari situ kita nggak tahu apa alasannya, bisa saja mencari iklan nggak jelas, bisa mencaria untung di tengah kesulitan," ungkapnya.
Golongan keempat, ialah mereka yang enggan mau tahu dan masa bodo, ditambah tidak mau mempraktikkanya.
Ini golongan yang sangat memberatkan dalam memerangi pandemi Covid-19, dan kata dr. Fajri tidak sedikit masyarakat Indonesia yang seperti ini.
"Udah nggak mau tahu, nggak mau taat, banyak yang kaya begitu," tutupnya.