Perbedaan Masker Scuba, Buff, dan Masker Medis

Dany Garjito Suara.Com
Sabtu, 19 September 2020 | 11:26 WIB
Perbedaan Masker Scuba, Buff, dan Masker Medis
Seorang calon penumpang kereta KRL memakai masker scuba berlari di Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (15/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahukah Anda? Ternyata penggunaan masker scuba dan buff dianggap tidak bisa mencegah droplet yang mengandung bakteri dan virus. Bahkan sejumlah pengelola fasilitas publik, seperti kereta rel listrik (KRL), telah melarang penggunaan penutup mulut jenis scuba dan buff. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun tidak menyarankan masyarakat memakai scuba dan buff sebagai pengganti masker. Karena kedua pelindung mulut dan hidung itu memiliki perbedaan dengan masker, terutama jika dilihat dari segi fungsi perlindungan dari Covid-19. Lantas, apa perbedaan masker scuba dan masker medis? Langsung saja simak ulasan lengkapnya di bawah ini. 

Masker Scuba dan Buff Tidak Efektif

Penelitian telah menunjukkan bahwa masker satu lapis seperti scuba dan buff tidak efektif untuk mengurangi risiko penularan virus corona atau sama buruknya dengan tidak pakai masker. Mengapa bisa demikian? 

Dalam penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Duke University, buff dianggap tidak dapat mencegah droplet (tetesan pernapasan) keluar dari mulut saat berbicara. Padahal seperti kita tahu, droplet yang keluar saat berbicara, batuk, dan bersin adalah jalur masuknya penularan Covid-19.

Baca Juga: Kena Ciduk Tak Pakai Masker, Pengendara di Puncak Bogor Diborgol Petugas

Pemimpin studi sekaligus spesialis pencitraan molekuler Martin Fischer juga memastikan, ketika orang berbicara dan droplet keluar dari mulut, artinya risiko penularan penyakit akan tetap tinggi. Sementara itu, hasil riset yang terbit di jurnal Science Advances edisi 7 Agustus 2020 menunjukkan, buff merupakan jenis masker yang paling tidak efektif mencegah transmisi.

Hasil studi menunjukkan bahwa masker buff hanya memiliki efektivitas 0-5 persen saja untuk menangkal virus. Sementara itu, masker scuba yang terbuat dari kain yang memiliki serat yang lembut dan halus juga dianggap kurang efektif karena masih dapat ditembus oleh virus dan polusi. Sama seperti buff, masker jenis scuba ini juga juga memiliki efektivitas 0-5 persen saja untuk mencegah penularan virus.

Seorang penumpang memakai masker scuba saat berada di dalam kereta KRL yang berhenti Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (15/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Seorang penumpang memakai masker scuba saat berada di dalam kereta KRL yang berhenti Stasiun Manggarai, Jakarta, Selasa (15/9/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Penggunaan Masker Medis dan Kain

Efektivitas masker buff dan masker scuba memang jauh dari yang diharapkan untuk menangkal virus corona. Sebagai perbandingannya, masker N95 yang digunakan oleh para tenaga medis memiliki efektivitas 95-100 persen. Sedangkan masker bedah dan masker FFPI, memiliki efektivitas yang sedikit lebih rendah yaitu 80-95 persen.

Untuk masker yang berbahan kain, sangat disarankan untuk menggunakan 3 lapis kain. Masker ini memiliki efektivitas 50-70 persen, yang tentunya lebih tinggi jika dibandingkan masker scuba dan buff. Semakin rapat benang pada kain, maka akan semakin efektif masker kain tersebut untuk mencegah virus corona. Jadi, pembuatan masker kain harus memperhatikan jenis kain yang akan digunakan. 

Baca Juga: Tak Pakai Masker, Pengendara Jalur Puncak Bogor Diborgol Biar Kapok

Agar lebih mudah, efektivitas kain dapat dites dengan mengujinya pada cahaya. Jika cahaya dapat menembus kain, itu artinya masker belum cukup efektif. Semakin tebal dan semakin padat kain yang digunakan untuk membuat masker, semakin akan lebih baik untuk mencegah virus.

Jadi, mulai sekarang sebaiknya Anda lebih jeli saat membeli masker, ya!

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI