China Stop Impor Seafood dari Indonesia, Benarkah Bisa Tularkan Covid-19?

Sabtu, 19 September 2020 | 11:25 WIB
China Stop Impor Seafood dari Indonesia, Benarkah Bisa Tularkan Covid-19?
Seafood. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - China menghentikan sementara impor produk hasil laut atau seafood dari Indonesia. Kantor bea cukai China dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa otoritas pemerintah telah menemukan partikel virus Corona pada kemasan hairtail beku.

Dilansir dari Bloomberg, otoritas China telah menyelidiki daging impor, makanan laut, kemasan dan kemasan sebagai sumber potensial Covid-19 sejak Juni 2020.

Mereka pun memandang serius produk-produk impor, khususnya makanan, setelah berulang kali menemukan partikel virus corona Covid-19 dalam berbagai produk.

Sebelumnya, para peneliti dari Singapura dan Irlandia juga menemukan jejak virus corona pada makanan beku, seperti salmon, ayam dan babi yang berumber dari supermarket di Singapura.

Baca Juga: Selain Manusia, Kucing Juga Alami Masalah Pernapasan Akibat Covid-19

Para peneliti, dilansir dari Fox News, telah menyimpan sampel pada 3 suhu berbeda (4, -20 dan -80 derajat celcius) dan diambil pada suhu tertentu.

Tata Cara Makan Seafood. (Shutterstock)
Seafood. (Shutterstock)

Hasilnya, mereka menemukan bahwa makanan beku masih terkontaminasi virus corona Covid-19 3 minggu kemudian di sampel yang didinginkan (4 derajat celcius) dan beku (-20 dan -80 derajat celcius).

"Saat menambahkan SARS-CoV-2 ke ayam, salmon dan potongan daging babi. Tidak ada penurunan virus corona menular setelah 21 hari pada suhu 4 derajat celcius dan -20 derajat celcius yang merupakan suhu standar pembekuan," kata peneliti.

Tapi, apakah penularan virus corona Covid-19 bisa terjadi jika seseorang mengonsumsi makanan beku tersebut?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan semua orang tidak perlu khawatir tentang kemungkinan penularan virus corona Covid-19 dari makanan beku atau kemasan makanan.

Baca Juga: Belum Tentu Covid-19, Begini Cara Bedakan Batuk yang Terjadi Pada Anak!

Mike Ryan, direktur eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, mengatakan mestinya orang tidak takut pada makanan, kemasan makanan, proses pengolahan makanan dan pengirimannya.

Sedangkan, peneliti dari Singapura dan Irlandia itu berpendapat bahwa potensi makanan pembawa virus corona Covid-19 ini untuk memacu wabah masih ada. Meskipun risiko penularan virus corona dari makanan sangat kecil.

Meski begitu, mereka juga menegaskan bahwa penularan virus corona Covid-19 dari makanan bukanlah jalur utamanya. Seseorang lebih perlu memahami potensi penularan virus dari barang yang terkontaminasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI