Suara.com - Masker adalah salah satu perlengkapan yang wajib digunakan di tengah pandemi virus corona Covid-19. Pemakaian masker ini berfungsi untuk mencegah penularan virus corona Covid-19.
Sekarang, para peneliti menemukan, penggunaan masker memberikan efek positif selama beberapa bulan di tengah pandemi virus corona. Pemakaian masker bisa membuat kita kebal dari virus secara efektif.
Salah satu jurnal medis New England Journal of Medicine telah menjelaskan bahwa memakai masker wajah mungkin bisa membantu mengurangi keparahan virus.
Sebab, pemakaian masker bisa mengurangi jumlah virus yang menginfeksi dan melindungi diri dari orang yang tertular virus corona tanpa menunjukkan gejala. Hal ini didasarkan pada konsep viral load dan dosis infeksi.
Baca Juga: Direktur CDC Sebut Masker Lebih Baik dari Vaksin Covid-19?
Viral load adalah ukuran partikel virus, yang menggambarkan jumlah virus dalam diri seseorang terinfeksi virus corona Covid-19. Sedangkan, dosis infeksi mengacu pada seberapa banyak virus yang telah menginfeksi seseorang.
Dalam hipotesis ini, pemakaian masker wajah menurunkan dosis infeksi. Karena itu, viral load menghasilkan kasus infeksi tanpa gejala atau dengan gejala yang ringan.
Metode ini juga disebut sebagai variolasi, praktik yang sengaja menginfeksi orang dengan patogen dosis rendah untuk menghasilkan respons imun pelindung.
Variolasi juga tidak lagi digunakan oleh profesional medis untuk mengimunisasi orang dari penyakit. Variolasi ini telah digantikan oleh vaksin modern, yang menggunakan bentuk virus lebih lemah untuk membuatnya lebih aman.
Sebuah penelitian besar di Lancet bulan lalu menemukan bahwa viral load adalah prediktor independen dari kematian pada pasien di rumah sakit. Diagnosis ini bisa menjadi alasan jumlah kasus virus corona Covid-19 dengan gejala ringan mulai meningkat.
Baca Juga: Tolak Pakai Masker saat Kebaktian, Pendeta Ini Terinfeksi Covid-19
Selain itu, perawatan intensif dan tingkat kematian akibat virus corona Covid-19 di Inggris telah turun secara signifikan.
Analisis terbaru oleh University of Bristol menemukan proporsi pasien yang meninggal akibat virus corona Covid-19 di bangsal perawatan intensif di seluruh dunia sudah turun sepertiga sejak Maret 2020.
"Untuk menguji hipotesis variolasi, kami memerlukan lebih banyak penelitian yang membandingkan kekuatan dan daya tahan kekebalan sel T spesifik SARS-CoV-2 antara orang dengan infeksi asimtomatik orang yang mengalami gejala," kata Dr Monica Gandhi, seorang dokter penyakit menular di University of California, dikutip dari Express.
Selain itu, perlu penelitian yang menunjukkan lambatnya penyebaran virus corona Covid-19 di daerah dengan proporsi infeksi asimtomatik tinggi.
"Tapi, memang benar kalau meningkatnya infeksi virus tanpa gejala bisa meningkatkan proporsi populasi yang mencapai kekebalan jangka pendek terhadap virus di kala masih menunggu vaksin," kata Dr Julian Tang, Profesor Kehormatan Ilmu Pernapasan di Universitas Leicester.