Suara.com - Belakangan, istilah Fungal Acne sedang tren atau hits di media sosial, setelah banyak pembuat konten menjelaskan sebuah permasalahan kulit, yaitu benjolan kecil mirip jerawat yang tidak sembuh-sembuh atau sulit dihilangkan.
Namun pakar Dermatologis dr Richard Lee, MARS dalam channel YouTube-nya mengatakan bahwa tidak ada istilah Fungal Acne. Jadi, apa sih yang dimaksud dengan fungal Acne? "Setelah saya baca Fungal Acne itu sebenarnya kondisi yang dinamakan Malassezia Folliculitis (MF)," jelasnya.
Tapi, karena video tentang Fungal Acne sudah beredar secara luas, banyak masyarakat yang percaya dan mendiagnosa secara mandiri, jika permasalahan kulit yang sedang dihadapi adalah Fungal Acne. Padahal, kata dr Richard, untuk mendiagnosis kondisi ini, diperlukan pemerikaan lebih lanjut oleh seorang dokter.
Nah, supaya kamu juga nggak ikut-ikutan keliru memahami masalah kulit tersebut, simak penjelasan dr Richard Lee tentang perbedaan jerawat dan Malassezia Folliculitis yang Suara.com kutip dari channel YouTube-nya.
Baca Juga: Suaminya Alami Jerawat Dewasa, Ini Cara Hailey Baldwin Bantu Justin Bieber
1. Definisi
Jerawat, dijelaskan dr Richard disebabkan oleh bakteri jenis propionibacterium acne yang berkembang, menyumbat folikel rambut serta menyebabkan peradangan.
"Jadi nggak ada jerawat yang disebabkan oleh jamur. Kalau namanya fungal acne, itu jelas aneh banget. Acne jelas karena bakteri, fungal karena jamur. Ini udah jelas salah, jadi ini nama panggung yang tersesat," jelasnya dalam video yang telah ditonton lebih dari 152 ribu orang.
Lantas apa itu MF? Ini adalah suatu infeksi kronik folikel pilosebasea disebabkan oleh jamur kulit malasezzia furfur yang paling sering terjadi pada remaja.
2. Cirinya
Baca Juga: 7 Resep Simpel Masker Alami, Bantu Atasi Masalah Kulit Kering di Tangan
Ciri antara jerawat dan MF cukup berbeda, walau agak mirip, di mana jerawat ditandai dengan adanya benjolan di atas kulit, terjadi infeksi, terkadang disertai nanah, memerah dan dikelilingi dengan komedo.
Sementara MF berbentuknya benjolan-benjolan berukuran sekitar 1-2 mili, memiliki bentuk yang teratur atau sama antara satu dengan yang lainnya, seperti berbaris dan tidak disertai dengan dengan nanah atau kustul.
"Pada Malassezia Folliculitis, karena itu disebabkan oleh jamur, maka sensasi yang dirasakan adalah gatal," jelas dokter yang praktik di Klinik Kecantikan Athena ini.
3. Tempat munculnya
Jerawat, karena pasti disertai dengan komedo, akan lebih sering muncul di wajah dibandingkan area tubuh lainnya.
"Kalau Malassezia Folliculitis, menurut jurnal seringnya itu bukan di wajah tapi di punggung, dada dan bahu," jelasnya.
4. Jumlah kasus
Untuk jumlah kasus, sebagai seseorang yang tinggal di Indonesia sebagai negara tropis, kata dr Richard, rasanya hampir semua masyarakat Indonesia pernah mengalami jerawat.
Sedamgkan MF, jelasnya lebih lanjut, memiliki kasus yang sangat jarang dan lebih banyak terjadi pada laki-laki dengan perbandingan 6:1.
5. Diagnosa
Seperti yang sudah kita semua ketahui, sebagai peasalahan kulit yang sangat umum, siapapun bisa mendiaganosanya, bahwa itu adalah jerawat.
Sedangkan MF memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter, karena tidak hanya ditentukan dari gejala, tapi juga hasil dari laboratorium.
"Diperlukan juga pemeriksaan penunjang, menggunakan lampu wood, dilihat apakah menjadi kuning kehijauan atau yang paling pasti menggunakan hasil laboratorium yakni dengan kerokan KOH (pemeriksaan lesi kulit, untuk melihat apakah ada infeksi pada kulit disebabkan jamur)," jelasnya lagi.
6. Pengobatan
Untuk jerawat, beberapa orang memerlukan pengobatan lebih lanjut ke dokter, namun tak sedikit yang memilih mengobatinya sendiri, misalnya dengan menggunakam skincare khusus mengobati jerawat.
Sedangkan MF biasanya lebih pada obat khusus jamur. Sayangnya, banyak para pembuat konten alias selebgram yang justru malah menyarankan mengobati Fungal Acne alias MF dengan ketoconzole.
"Kalian tau nggak apa itu ketoconazole? yaitu hepatotoksik yang bisa merusak hati bahkan kanker hati juga. Penggunaan yang salah bisa menyebabkan efek samping," jelasnya.
Inilah yang membuat dr Richard berpesan agar tidak sembarangan mendiagnosa diri sendiri dan mengobatinya secara sembarangan, yang justru malah bisa membahayakan diri sendiri.
Nah, kalian yang ingin tahu penjelasan lengkap dr Richard mengenai masalah kulit tersebut, bisa tonton videonya di sini.