Mirip Salib, Ini Sejarah Dibalik Logo Palang Merah

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 17 September 2020 | 19:25 WIB
Mirip Salib, Ini Sejarah Dibalik Logo Palang Merah
Lambang Palang Merah Internasional. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap 17 September selalu diperingati sebagai Hari Palang Merah Indonesia. Tentu banyak yang sudah familiar dengan logo dari Palang Merah sendiri yang mirip simbol salib dengan warna merah dan latar belakang putih.

Tapi tahukah sejarah dibalik simbol tersebut? Bicara soal Palang Merah tentu tidak bisa lepas dari nama pengusaha Swiss Henry Dunant. Dilansir dari History, pada tahun 1859, ia sedang melakukan perjalanan di Italia utara.

Kala itu dia menyaksikan akibat dari pertempuran berdarah antara pasukan Perancis-Sardinia dan Austria di dekat desa kecil Solferino.

Pertempuran tersebut telah menyebabkan sekitar 40.000 tentara tewas, terluka atau hilang. Baik tentara maupun penduduk di wilayah itu tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk menghadapi situasi tersebut.

Baca Juga: Hari Palang Merah Sedunia, Ketahui Sejarah Terbentuknya PMI

Palang Merah Internasional. (Shutterstock)
Palang Merah Internasional. (Shutterstock)

Pada tahun 1862, Dunant menerbitkan sebuah buku, A Memory of Solferino, di mana ia menganjurkan pembentukan organisasi bantuan nasional yang terdiri dari sukarelawan terlatih yang dapat menawarkan bantuan kepada tentara yang terluka akibat perang, di sisi mana pun mereka berada.

Tahun berikutnya, Dunant menjadi bagian dari komite yang berbasis di Swiss yang menyusun rencana asosiasi bantuan nasional.

Kelompok yang akhirnya dikenal sebagai Komite Internasional Palang Merah ini mengadopsi lambang palang merah dengan latar belakang putih kebalikan dari bendera Swiss, sebagai cara untuk mengidentifikasi petugas medis di medan perang.

Pada tahun 1870-an, Kekaisaran Ottoman mulai menggunakan bulan sabit merah sebagai lambangnya, menggantikan palang merah; banyak negara Islam melanjutkan praktik tersebut hingga hari ini.

Hari ini, lambang itu adalah salah satu simbol yang paling dikenal di dunia karena alasan yang sangat penting.

Baca Juga: Giatkan Cuci Tangan Demi Cegah Covid-19, PMI Pasang 267 Wastafel di Jakarta

Selama konflik bersenjata, lambang palang merah berarti "jangan tembak", bahwa orang, kendaraan, gedung, atau peralatan ini bukan bagian dari pertarungan tetapi memberikan bantuan yang tidak memihak.

Lambang tersebut memberikan perlindungan bagi unit medis militer, transportasi yang terluka, dan untuk bantuan kemanusiaan Palang Merah.

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah global menggunakan lambang tersebut untuk menunjukkan komitmen akan bantuan sukarela, netral, dan tidak memihak kepada semua orang yang membutuhkan, terlepas dari ras, agama, atau status kewarganegaraan.

Negara-negara di seluruh dunia melindungi lambang palang merah dan membatasi penggunaannya untuk organisasi dan program Palang Merah resmi, serta layanan medis angkatan bersenjata mereka. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI