Frekuensi Makan Berpengaruh pada Kesehatan dan Usia Harapan Hidup, Lho

Kamis, 17 September 2020 | 11:49 WIB
Frekuensi Makan Berpengaruh pada Kesehatan dan Usia Harapan Hidup, Lho
Ilustrasi makan [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hubungan antara makanan yang dikonsumsi dan panjangnya usia harapan hidup seseorang cukup kuat. Mengonsumsi makanan sehat membantu meningkatakn pertahanan tubuh terhadap sejumlah penyakit kronis, termasuk penyakit jantung.

Badan kesehatan secara rutin menganjurkan konsumsi makanan yang penuh buah, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, unggas dan minyak nabati.

Pada sebuah penelitian dalam The Journal of Nutrition, orang dengan pola makan yang konsisten dan sehat memiliki risiko penyakit jantung 31 persen lebih rendah, diabetes 33 persen lebih rendah dan stroke 20 persen lebih rendah.

Sayangnya dilansir dari Express, sejauh ini banyak orang lebih menekankan pada menu makanan yang dikonsumsi untuk memperpanjang usia harapan hidup. Padahal frekuensi kebiasaan makan juga penting.

Baca Juga: Vaksin Tak Akan Hentikan Pandemi Virus Corona Covid-19, Ini Sebabnya!

Dr Sarah Brewe, Direktur Medis Healthspan dan Penulis Live Longer, Look Younger, mengatakan membatasi asupan kalori bisa memperpanjang umur secara signifikan. Meskipun Anda mungkin berpendapat bahwa kualitas hidup berkurang.

Ilustrasi makan. (Unsplash/Eduardo D)
Ilustrasi makan. (Unsplash/Eduardo D)

Tapi, Anda perlu membatasi asupan kalori hingga 60-70 persen dari kebutuhan harian normal untuk memperpanjang usia harapan hidup hingga 30-50 persen.

Hal itulah yang menjadi masalah berat, terutama bila Anda memiliki gaya hidup yang menuntut mental kuat.

Namun, makan setiap 2 hari sekali atau berpuasa sehari dan konsumsi yang disukai pada hari berikutnya bisa menghasilkan efek serupa. Seseorang bisa merasakan efek kesehatannya dalam 2 minggu.

Dalam jurnal Medical Hypotheses, para peneliti menyebut strategi ini bisa meningkatkan resistensi insulin, asma, alergi, infeksi, penyakit autoimun, osteoartritis, masalah jantung dan gejala menopause.

Baca Juga: Melindungi dari Berbagai Penyakit, Konsumsi 4 Sayur Tersehat Ini

Langkah ini juga bisa mencegah, menjaga atau memperbaiki kondisi neurologis seperti alzheimer, parkinson dan multiple sclerosis.

Selain pola makan, Anda tetap harus memperhatikan aktivitas fisik. Karena, olahraga bisa membalikkan efek penuaan pada fungsi fisiologis dan mempertahankan cadangan fungsional pada orang tua.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa mempertahankan kuantitas dan kualitas bisa menurunkan risiko kematian, mencegah perkembangan kanker, menurunkan risiko osteoporosis dan meningkatkan usia harapan hidup.

Satu studi yang melibatkan lebih dari 10 ribu pria menemukan bahwa olahraga mengurangi jumlah kematian terkait usia dari semua penyebab.

"Secara khusus, kematian akibat penyakit jantung koroner akan berkurang 41 persen dan risiko stroke berkurang hingga 50 persen," jelas Dr Brewer.

Olahraga teratur juga telah terbukti mencegah diabetes dan mengurangi risiko kanker tertentu, terutama kanker usus besar, rektum dan rahim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI