Kenapa Pasien Covid-19 Tak Alami Sesak Napas Saat Terserang Happy Hypoxia?

Rabu, 16 September 2020 | 19:59 WIB
Kenapa Pasien Covid-19 Tak Alami Sesak Napas Saat Terserang Happy Hypoxia?
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istilah happy hypoxia santer dibicarakan publik lantaran beberapa kali dialami oleh pasien Covid-19.

Istilah medis itu digunakan untuk menandai kurangnya kadar oksigen dalam darah meski pasien tidak mengalami sesak nafas walau tetap memiliki gejala positif Covid-19. 

"Mestinya kalau kurang oksigen dalam darah orang akan sesak, tapi ini tidak terjadi pada beberapa pasien Covid-19. Karena diketahui pada kondisi itu ada saraf yang menghambat sensor sesak ke otak," papar spesialis paru dr. Erlina Burhan Msc, SP.P (K) dalam webinar bersama BNPB, Rabu (16/9/2020). 

Lebih lanjut, Erlina menjelaskan bahwa sensor yang terhambat akibat infeksi virus itu menyebabkan otak tidak bisa mengenali bahwa ada kejadian kurang oksigen dalam darah.

Baca Juga: Kemungkinan Penyebab Happy Hypoxia, Komplikasi Covid-19 yang Baru Muncul

Pada orang normal, otak akan menerima sinyal bahwa tubuhnya tengah kekurangan oksigen. 

Otak biasanya akan memberikan perintah kepada tubuh untuk mengambil oksigen sebanyak-banyaknya dengan cara bernapas cepat.

Hal itu yang membuat seseorang akan terlihat sesak. Tapi pada beberapa pasien Covid-19, hal itu tidak terjadi karena adanya kerusakan pengiriman sinyal ke otak, jelas Erlina.

"Sebetulnya ini sudah lama, kira-kira ada jurnal yang menyebutkan itu terjadi pada April atau Mei. Dulu disebutnya silent hypoxia. Dulu ada kejadian seseorang yang usia 60 tahun, laki-laki yang bergejala karena Covid-19 dan lama-kelamaan batuknya makin bertambah. Tapi anehnya pasien tidak sesak," ucapnya.

"Saat diperiksa ternyata saturasi oksigen dalam darah hanya sekitar 60 persen, ini rendah sekali. Orang normal oksigen dalam darah berkisar antara 95 sampai 100 persen. Pasien ini hanya 60 sampai 70 persen tapi tidak menimbulkan gejala sesak," tambah Erlina lagi.

Baca Juga: Gejala Covid-19 Happy Hypoxia Baru Muncul, Waspada Jika Tubuh Tetiba Lemas!

Ia menyampaikan, hypoxia hanya akan dialami oleh pasien Covid-19 yang bergejala terutama batuk yang menetap. Ia menjelaskan, jika terdapat batuk artinya infeksi telah sampai ke paru-paru.

"Kita tahu kalau pertukaran oksigen dengan CO2 itu di paru-paru. Oksigen ini masuk kedalam darah karena kerusakan di paru, sehingga oksigen yang masuk berkurang," ucapnya. 

Jika darah yang beredar di tubuh kekurangan oksigen, maka suplai ke seluruh organ juga akan kekurangan oksigen.

Saat itu terjadi makan tubuh pasien akan semakin lemah. Dokter di RSUP Persahabatan Jakarta itu juga menyampaikan bahwa pasien hypoxia hanya membutuhkan oksigen dan harus segera dibawa ke rumah sakit.

"Ini salah satu gejala yang harus kita waspadai dan biasanya kalau sudah terjadi hypoxia dalam waktu cukup lama pasien akan mengalami kesadaran menurun. Penurunan kesadaran dan biasanya akan fatal akibatnya," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI