Suara.com - Pemerintah Malaysia belum berencana membuka perbatasan dalam waktu dekat, demi mencegah masuknya kasus Covid-19 impor dari luar negeri.
Dilansir Anadolu Agency, Malaysia tidak akan terburu-buru membuka kembali perbatasan negara, melainkan akan memperketat dan meningkatkan upaya pemeriksaan masuknya imigran ilegal.
Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengakui tak mudah untuk memperketat perbatasan, terutama bagi orang Malaysia yang berurusan dengan luar negeri.
Meski begitu, tindakan ketat itu perlu dilakukan demi melindungi negara dan rakyat dari penyakit mematikan Covid-19.
Baca Juga: Perayaan Hari Raya Galungan di Tengah Pandemi Covid-19
"Kita harus mencapai keseimbangan yang baik antara melindungi nyawa dan mata pencaharian semua orang Malaysia," ujar Muhyiddin, dalam pidato khusus soal situasi Covid-19, Selasa, kutip Bernama.
Muhyiddin menyebutkan bahwa 1.017 warga negara asing di Malaysia terinfeksi Covid-19, sepanjang 3 April hingga 15 September.
Sejumlah negara menghadapi gelombang baru penularan dan hal yang sama bisa terjadi di Malaysia jika masyarakat terlena atau meremehkan situasi global.
Saat ini, imbuh Muhyiddin, Malaysia masih menutup perbatasan negara, kecuali untuk tujuan bisnis, investasi dan pendidikan, dengan protokol yang ditetapkan.
Pola hidup adaptasi kebiasaan baru juga penting, kata Muhyiddin, demi memutus mata rantai penularan virus.
Baca Juga: Sebelum Meninggal, Sekda DKI Saefullah Positif Covid-19 Tanpa Gejala
"Saya berharap kita semua tetap kuat, tangguh dan disiplin dalam menghadapi pandemi. Ingatkan diri kita untuk terus menumbuhkan norma baru ini dalam kehidupan kita sehari-hari," kata dia.