Suara.com - Beberapa orangtua memilih untuk mencukur habis rambut bayi mereka yang baru lahir ketika menginjak usia 40 hari. Bagi umat Muslim, prosesi potong rambut biasa dibarengi dengan Akikah atau ibadah hewan kurban bagi anak yang baru lahir sesuai syariat Islam.
Potong rambut pada anak sendiri memiliki beragam alasan. Salah satu yang paling populer diyakini masyarakat Indonesia adalah agar anak tumbuh memiliki rambut tebal.
Tapi, apakah pandangan tersebut benar? Dokter spesialis kulit dr. Cindy Paulina Tan punya jawabannya.
"Sebenarnya itu mitos karena pertumbuhan rambut dipengaruhi genetik atau juga selama kandungan apakah nutrisi vitamin untuk pertumbuhan rambutnya cukup," kata Cindy dalam siaran langsung Instagram bersama The Asian Parent, Selasa (15/9/2020).
Baca Juga: Hampir Bikin Kaget! Dikira Hantu, Ternyata Cuma Rambut Perempuan Dikuncir
Ia menjelaskan bahwa mencukur rambut pada bayi hingga habis sebenarnya hanya akan berdampak pada petumbuhan rambut menjadi bersamaan. Sehingga, rambut yang tumbuh jadi terlihat lebih tebal.
"Rambut punya masa tumbuh dan patah. Kalau mencukur habis membuat semua rambut memiliki masa secara bersamaan," katanya.
Sedangkan dari sisi medis, rambut panjang akan membebani akar. Sementara bayi baru lahir cenderung memiliki akar rambut yang masih rapuh. Menurut Cindy, dengan mencukur habis rambut, bisa memberi kesempatan bagi akar rambut tumbuh lebih kuat dahulu sekaligus menjaga kebersihan kulit kepala.
Cindy juga mengatakan bahwa bayi jangan terlalu sering keramas karena bisa merusak kandungan sebum di kepalanya. "Kita gak anjurkan bersihkan setiap hari supaya sebum di kulit kepalanya gak kering. Cukup (keramas) dua kali seminggu," tutupnya.
Baca Juga: Hari Pencegahan Bunuh Diri, Ini 5 Mitos yang Sebaiknya Tidak Lagi Dipercaya