Suara.com - Ade Firman Hakim sempat dirawat di Rumah Sakit Tarakan sejak karena flek paru-paru sebelum meninggal dunia pada, Senin (14/09/2020).
"Sudah dirawat dari Sabtu, karena ada flek di paru-paru, itu aja yang saya dapet informasinya," ujar manajer Ade FIrman Hakim, Rulli saat dihubungi, Senin (14/9/2020).
Bintik atau flek paru-paru adalah pertumbuhan kecil di paru-paru yang bisa bersifat jinak atau ganas. Flek yang jinak bersifat non-kanker, biasanya tidak agresif dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain.
Sedangkan dilansir dari Medical News Today, flek ganas bersifat kanker dan bisa tumbuh cepat. Bahkan flek paru-paru ganas ini bisa menyebar ke jaringan terdekat lainnya.
Baca Juga: Rekomendasi Olahraga bagi Pasien Diabetes, Tingkatkan Sensitivitas Insulin!
Meskipun banyak masalah paru-paru terkait dengan kanker. Tapi, flek paru-paru tidak selalu mengindikasikan kanker paru-paru.
Menurut American Thoracic Society, flek paru-paru terlihat hingga 50 persen dari CT scan dada pada orang dewasa. Kurang dari 5 persen flek paru-paru yang akhirnya menjadi kanker.
Adapun penyebab flek paru-paru biasanya termasuk:
1. Infeksi
Peradangan di paru-paru bisa terjadi karena infeksi, seperti tuberkulosis (TB) atau infeksi jamur. Sekelompok sel yang disebut granuloma bisa berkembang di sekitar area yang meradang.
Baca Juga: Studi Universitas Lund: Menyanyi dengan Keras Bisa Menyebarkan Virus Corona
2. Peradangan non-infeksi
Peradangan yang tidak terjadi akibat infeksi juga bisa menyebabkan timbulnya flek paru-paru. Artritis reumatoid (RA) atau sarkoidosis, misalnya bisa menyebabkan peradangan non-infeksi.
3. Tumor non-kanker
Pertumbuhan non-kanker lainnya juga bisa berkembang di paru-paru. Salah satu contohnya adalah fibroma yang merupakan pertumbuhan jaringan ikat jinak.
Ada pula faktor risiko tertentu yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami flek paru-paru, seperti kebiasaan merokok, usia yang lebih tua dan memiliki riwayat keluarga menderita kanker.