Nanjing University: Antibodi Pasien Covid Hanya Bertahan Sebulan Usai Pulih

Selasa, 15 September 2020 | 08:13 WIB
Nanjing University: Antibodi Pasien Covid Hanya Bertahan Sebulan Usai Pulih
Ilustrasi Pasien Covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lebih dari 80 persen pasien sembuh Covid-19 memiliki tingkat antibodi yang berbeda-beda. Sayangnya hanya sebagian kecil dari mereka yang bisa membangun kekebalan kuat dalam melawan virus.

Melansir dari Independent, para ilmuwan dari Nanjing University Medical School di China memantau respons antibodi pada 19 pasien Covid-19 tidak parah dan tujuh pasien Covid-19 parah selama tujuh minggu sejak awal didiagnosis. 

Mereka menemukan bahwa satu dari lima pasien tidak memiliki antibodi yang mampu melawan virus setelah keluar dari rumah sakit. Lebih lanjut, tingkat antibodi pada pasien menurun secara signifikan antara tiga hingga empat minggu kemudian atau sebulan.

"Pemahaman yang lebih baik tentang tanggapan antibodi terhadap virus corona akan memberikan informasi mendasar untuk mengembangkan pengobatan dan vaksin yang efektif," catat para peneliti. 

Baca Juga: PSBB Kembali Dijalankan, Pengusaha Hotel di Banten Kelimpungan

"Tapi masih dipertanyakan apakah pasien yang pulih tetap rentan terhadap infeksi ulang," imbuhnya. 

Studi ini juga menyoroti pentingnya pemilihan sampel plasma darah dengan hati-hati dari pasien pulih yang akan diberikan ke pasien Covid-19 lainnya. Mereka menyarankan perlunya menggunakan tes netralisasi antibodi sebelum transfusi.

Ilustrasi pasien covid-19 mengalami koma. (Shutterstock)
Ilustrasi pasien covid-19 mengalami koma. (Shutterstock)

Sebelumnya penelitian daro King's College London juga menemukan bahwa, 60 persen orang yang terinfeksi menunjukkan tingkat antibodi yang efektif hanya dalam dua minggu setelah bergejala. Namun angka antibodi turun menjadi kurang dari 17 persen setelah tiga bulan.

"Studi seperti ini adalah bagian penting untukuntuk memahami siapa yang memiliki kekebalan dan berapa lama," kata Profesor Danny Altmann, juru bicara British Society for Immunology.

Baca Juga: Awas! Dalam Tiga Minggu Terakhir Kasus COVID-19 di Batam Bertambah Ratusan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI