Sering Tertukar, Ini Beda Lupa Normal dan Akibat Alzheimer

Selasa, 15 September 2020 | 03:25 WIB
Sering Tertukar, Ini Beda Lupa Normal dan Akibat Alzheimer
Ilustrasi seseorang yang lupa [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang menganggap lupa adalah hal biasa yang sering dialami banyak orang. Tapi hal itu tidak boleh dianggap remeh.

Lupa bisa jadi salah satu gejala penyakit alzheimer yang kini tidak hanya menyerang orang lanjut usia (lansia) tapi juga kaum muda.

Mudah terkecoh, lalu bagaimana kita membedakan lupa biasa dengan lupa pada sakit alzheimer?

Ketua Studi Neurobehavior Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dr. Astuti, Sp.S(K) mengatakan pembedanya ada pada apakah ingatan itu kembali atau hilang sepenuhnya.

Baca Juga: 10 Gejala Alzheimer yang Patut Diwaspadai

Ilustrasi lelaki sedang lupa atau berusaha keras mengingat sesuatu. (Shutterstock)
Ilustrasi lelaki sedang lupa atau berusaha keras mengingat sesuatu. (Shutterstock)

"Kalau lupa biasa karena bertambahnya umur tapi waktu, nama orang, dan lokasi itu bakal ingat lagi. Kalau pada alzheimer nggak bakal ingat sampai kapanpun, nggak ingat," ujar dr. Astuti dalam Webinar, Senin (14/9/2020).

Gejala lain dari lupa karena alzheimer kejadiannya sering terjadi dan hampir setiap hari, bahkan dampaknya sudah sangat mengganggu orang lain. Misalnya ia lupa meletakkan suatu benda, tapi kemudian menyalahkan orang lain.

"Membuat sekitarnya tidak nyaman dan itu hampir terjadi setiap hari, itu kita mulai curiga, yakni lupa yang tidak normal," jelas dr. Astuti.

Lupa yang sering melanda anak muda dan jika tidak ada penyakit lain, yaitu otak depan sebelah kanan yang merupakan pusat konsentrasi terganggu. Jika ia sehat namun sering lupa maka ia bukan mengalami alzheimer melainkan gangguan atensi atau konsentrasi.

"Kalau pada anak muda tanpa penyakit lain, seperti infeksi otak epilepsi, pengembangan otak dan lain-lain, sehat itu biasanya lupa karena gangguan atensi, pikirannya kemana-mana nggak fokus," imbuh dr. Astuti.

Baca Juga: Cegah Demensia, Ini 5 Cara Mengenali Tandanya

Di otak kata dr. Astuti paling tidak ada 5 domain atensi atau pusat konsentrasi di sebelah kanan otak paling atas. Saat bagian itu terganggu maka semua kemampuan mengingat, memori dan kemampuan berkomunikasi juga akan terganggu.

"Biasanya anak muda sehat tidak punya faktor risiko, lupa dan sebagainya itu karena gangguan pada atensi," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI