Inggris Kembangkan Formula untuk Prediksi Risiko Kematian Pasien Covid-19

Senin, 14 September 2020 | 17:00 WIB
Inggris Kembangkan Formula untuk Prediksi Risiko Kematian Pasien Covid-19
Ilustrasi penularan virus corona. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan Inggris sedang mengembangkan formula yang memprediksi peluang pasien virus corona Covid-19 untuk bertahan hidup.

Mereka berharap formula ini bisa membantu menyelamatkan nyawa dengan menyesuaikan terapi berdasarkan profil mereka.

Karena, formula ini digunakan sebagai alat identifikasi risiko untuk membagi orang yang menjalani perawatan di rumah sakit menjadi 4 kelompok berbeda, mulai dari rendah hingga sangat tinggi.

Dalam kategori terendah, satu dari setiap 100 orang berisiko meninggal dunia dibandingkan dengan 10 orang dalam status menengah.

Baca Juga: Peneliti AS: Kecemasan akibat Covid-19 Tak Bisa Diatasi dengan Olahraga

Jumlah ini melonjak menjadi 31 dan 26 dalam seratus untuk pasien yang berisiko tinggi dan sangat tinggi meninggal akibat virus corona.

Ilustrasi pasien virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi pasien virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

"Sebagai dokter, kami ingin mengidentifikasi kelompok pasien yang paling berisiko meninggal akibat virus corona Covid-19," kata Penulis senior Profesor Ewen Harrison, dari Universitas Edinburgh dikutip dari Mirror UK.

Ewen Harrison berharap cara ini bisa membentuk pengobatan yang lebih baik. Karena, alat ini bisa membantu dokter mengambil keputusan untuk memberikan perawatan yang optimal dengan mudah.

Formula ini juga dibuat oleh ISARIC Coronavirus Clinical Characterization Consortium menggunakan data dari sekitar 35.000 pasien.

Semua informasi klinis sudah dikumpulkan dan dites pada saat masuk ke 260 rumah sakit di Inggris, Wales dan Skotlandia antara Febuari dan Mei 2020.

Baca Juga: Gejala Kekurangan Vitamin B12 dan Berita Health Populer Lainnya

Adapun faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko kematian seseorang, termasuk usia, jenis kelamin, riwayat medis yang sudah ada, laju pernapasan dan hasil tes darah.

Di sisi lain, mereka yang berisiko tinggi atau sangat tinggi mungkin mendapat manfaat dari obat yang lebih agresif, seperti penggunaan antivirus dan masuk lebih awal ke perawatan kritis.

Tapi, para peneliti menunjukkan bahwa alat tersebut hanya dapat digunakan pada pasien rumah sakit, tidak dalam masyarakat.

"Alat identifikasi risiko yang akurat dan sederhana ini berlaku pada semua kelompok dalam masyarakat. Alat ini akan membantu mendeteksi individu yang berisiko dengan cepat saat tiba di rumah sakit," jelas Dr Stephen Knight, dari Universitas Edinburgh.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang sudah menderita penyakit kronis menghadapi risiko kematian terbesar. Kematian di antara usia di bawah 65 tahun tanpa penyakit lain sangat jarang terjadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI