Peneliti AS: Kecemasan akibat Covid-19 Tak Bisa Diatasi dengan Olahraga

Senin, 14 September 2020 | 15:31 WIB
Peneliti AS: Kecemasan akibat Covid-19 Tak Bisa Diatasi dengan Olahraga
Ilustrasi cemas atau khawatir [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Olahraga memang sudah terbukti bisa mengurangi efek kecemasan dan stres. Tapi, cara ini mungkin tidak cukup untuk mengatasi kecemasan akibat virus corona Covid-19.

Dalam sebuah studi terhadap anak kembar yang dipimpin oleh para peneliti Washington State University, orang-orang yang melaporkan peningkatan aktivitas fisik setelah dimulainya imbauan di rumah aja, menunjukkan tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi daripada mereka yang tingkat aktivitasnya tetap sama sebelum adanya Covid-19.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE, para peneliti telah menganalisis data lebih dari 900 saudara kembar fraternal identik dan saudara kembar sesama jenis dari Washington State Twin Registry.

Sesuai perkiraan, mereka yang melaporkan penurunan aktivitas fisik dalam dua minggu karena tinggal di rumah memiliki tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi. Namun yang mengejutkan, banyak dari responden yang meningkatkan aktivitas fisiknya juga merasakan hal yang sama.

Baca Juga: Hanya Butuh 10 Menit, Pijat Tubuh Bantu Orang Rileks dan Melepas Stres

"Orang yang tidak olahraga pasti tahu bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan kesehatan mental yang lebih baik. Tapi, orang yang meningkatkan olahraganya juga mengalami peningkatan stres dan kecemasan," jelas penulis utama Glen Duncan, seorang profesor di Elson S. Floyd College of WSU dikutip dari Times of India.

Situasi pandemi tidak menyurutkan kebutuhan berolahraga.
Ilustrais olahraga (shutterstock).

Penelitian ini dilakukan sejak 26 Maret hingga 5 April 2020 ketika awal pandemi virus corona Covid-19. Saat itu, banyak negara telah memerintahkan masyarakatnya tetap di rumah untuk mencegah penyebaran virus.

Kemudian, peserta ditanyai mengenai perubahan aktivitas fisiknya dibandingkan satu bulan sebelumnya. Hasilnya, 42 persen mengalami penurunan aktivitas fisik, 27 persen mengalami peningkatan dan 31 persen tidak mengalami perubahan apapun selama pandemi.

Kelompok kembar identik berbagi semua gen mereka, kembar fraternal berbagi sekitar setengah dari gen mereka dan saudara kembar yang dibesarkan dalam keluarga sama berbagi banyak pengalaman formatif.

Dalam studi ini, para peneliti menemukan bahwa hubungan antara penurunan aktivitas fisik dan stres juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.

Baca Juga: Gejala Kekurangan Vitamin B12 dan Berita Health Populer Lainnya

Pasangan kembar yang berbeda dalam hal perubahan aktivitas fisik juga mengalami kondisi sama. Hasilnya, tidak ada perbedaan dalam tingkat stres yang mereka rasakan.

"Olahraga tidak selalu membantu untuk mengelola stres. Hanya saja ada sesuatu yang secara genetik dan lingkungan menghubungkan keduanya," kata Duncan.

Para peneliti menemukan beberapa hubungan antara penurunan aktivitas fisik dan kecemasan. Saudara kandung dengan aktivitas fisik menurun memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalami perubahan apapun.

Selain itu, tingkat kecemasan akibat pandemi virus corona Covid-19 juga jauh lebih tinggi pada orang tua dan wanita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI