Suara.com - Bayi yang lahir di musim gugur lebih mungkin menderita alergi makanan, asma dan demam. Para peneliti mengira kondisi itu terkait dengan bakteri yang memasuki sistem anak melalui kulit yang pecah-pecah.
"Ketika partikel makanan mampu menembus kulit daripada dicerna, tubuh melihatnya sebagai benda asing dan menciptakan antibodi yang menyebabkan anak menjadi alergi," ujar Dr Jessica Hui dikutip dari The Sun.
Kelahiran di musim gugur terkait dengan konsentrasi bakteri berbahaya yang lebih tinggi. Kini, para dokter dari Rumah Sakit Kesehatan Yahudi Nasional AS sedang mengadakan uji klinis untuk mencoba mengungkap hubungannya.
Sekitar 5,5 juta orang yang dirawat di rumah sakit Inggris karena asma. Sementara antara 10 dan 30 persen dari semua orang dewasa menderita rinitis alergi, umumnya dikenal sebagai demam.
Baca Juga: Penderita Diabetes Kerap Alami Bau Mulut, Begini Cara Mengatasinya
Asma merupakan kondisi yang menyebabkan sesak atau kesulitan bernapas. Penyebab atau pemicu asma bisa berasal dari berbagai hal, terutama yang berhubungan dengan saluran pernapasan.
Masalah pernapasan ini lebih sering kambuh di udara dingin maupun udara kering. Menurut American College of Allergy, Asthma & Immunology dilansir dari Hello Sehat, para peneliti percaya bahwa tubuh yang terpapar temperatur udara dingin bisa membuat gejala asma kambuh.
Tapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa udara kering adalah penyebab sebenarnya. Saat menghirup udara kering, cairan ini menguap lebih cepat dari biasanya dan tubuh kesulitan untuk mengganti lapisan tersebut.
Kondisi ini membuat saluran napas menjadi kering dan menyebabkan iritasi serta pembengkakan sehingga memperparah kondisinya.
Udara kering juga menyebabkan saluran pernapasan memproduksi sebuah zat yang bernama histamin. Histamin merupakan zat yang juga diproduksi tubuh saat serangan alergi.
Baca Juga: CDC: Anak-anak Bisa Menularkan Virus Corona ke Orang Dewasa Lainnya