Suara.com - Sebagian besar penderita Covid-19 meninggal karena memiliki penyakit penyerta atau infeksi tambahan. Dan infeksi tambahan yang tidak tertangani atau terdeteksi cepat, dapat memperburuk gejala Covid-19.
Infeksi tambahan atau ko-infeksi yang sering terjadi yakni terdapatnya infeksi bakteri selain virus yang menyebabkan kondisi penderita menjadi sangat buruk. Jadi, orang yang suspek, selain tes Covid-19, perlu juga diperiksa keberadaan patogen lain dalam tubuh.
Melalui pemeriksaan syndromic testing menggunakan Rapid Multiplex Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat mendeteksi tidak hanya Covid-19, tetapi juga material genetic dari beberapa target mikroorganisme patogen sekaligus.
Pemeriksaan ini dilakukan alat bernama Bio-Fire Film Arrayyang yang berhasil dikembangkan PT Enseval Medika Prima (EMP) dan bioMerieux Francis. Bio-Fire Film bekerja dengan cara memadukan sistem, reagen, dan perangkat lunak mendeteksi penyakit menular seperti Covid-19.
Baca Juga: Sebelum ke Wisma Atlet, Pasien Covid Tanpa Gejala Bisa Daftar di Puskesmas
"Jadi pemeriksaan molecular ini dapat dilakukan untuk beberapa jenis patogen secara bersamaan (syndromic testing) dengan lama pemeriksaan sampai mendapatkan hasil hanya membutuhkan waktu 45 menit,” ujar Sudirman, Business Unit Manager PT Enseval Medika Prima saat teleconference, Sabtu, (12/9/2020).
Lebih lanjut, Sudirman mengatakan bahwa EMP yang berada di bawah naungan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) yang bergerak di bidang alat kesehatan dan diagnostik, berkomitmen mendukung pemerintah dalam mencegah, mengantisipasi, diagnosis dan penanganan penyebaran Covid-19.
"Salah satunya dengan melakukan penyediaan alat pemeriksaan laboratorium molecular untuk mendeteksi dan mendiagnosa virus dan pemeriksaan dengan metoda elisa untuk deteksi antibodi yang dihasilkan tubuh,” lanjut Sudirman.
Sedangkan Plt. Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Prof. Dr. H. Abdul Kadir, PhD, Sp.THT-KL(K), MARS yang ikut hadir mengungkap jika Indonesia saat ini sudah memiliki 322 laboratorium pemeriksaan Covid-19 yang terstandarisasi WHO tersebar di seluruh daerah. Ia mengaku pemeriksaan Covid-19 masih menemui sejumlah tantangan.
"Berbagai tantangannya antara lain sumber daya manusia, laboratorium terbatas, teknisi lab khusus, infrastruktur desain lab, mesin RT PCR, ketersediaan Reagen dan bahan habis pakai, serta validitas reagen,” kata Prof. Abdul Kadir
Baca Juga: Siap-siap PSBB Total: Polisi, Tentara, dan Satpol PP Cari Orang Bandel
“Untuk itu ke depannya, kami akan terus menjaga dan meningkatkan kualitas laboratorium termasuk biosafety dan biosecurity, memperkuat jejaringan laboratorium, memperbaiki sistem manajemen data laboratorium nasional dan memperkuat kolaborasi penelitian dan pengembangan Covid-19,” tutupnya.