Kandidat ke-10 dari China, Vaksin Covid-19 Semprot Masuk Uji Coba Tahap 1

Sabtu, 12 September 2020 | 17:58 WIB
Kandidat ke-10 dari China, Vaksin Covid-19 Semprot Masuk Uji Coba Tahap 1
Ilustrasi vaksin semprot (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - China telah menyetujui tahap pertama uji coba vaksin Covid-19 semprot pada manusia. Vaksinasi dilakukan dengan cara menyemprotkannya ke hidung.

Para peneliti di Universitas Xiamen, Universitas Hong Kong, dan pembuat vaksin Beijing Wantai Biological Pharmacy Enterprise, sedang mengembangkan onikulasi.

Menurut laporan Fox News, ini adalah kandidat vaksin ke-10 dari China yang melanjutkan tahap penting pengujian manusia.

Vaksin semprot ini terbuat dari strain virus flu yang dilemahkan dengan segmen genetik dari protein lonjakan virus corona.

Baca Juga: Studi China: Sekolah di Rumah Justru Tingkatkan Depresi & Bunuh Diri Anak!

Ketika vaksin sudah masuk ke tubuh, mereka akan meniru infeksi alami virus pernapasan untuk merangsang respons kekebalan tubuh terhadap patogen SARS-CoV-2.

WHO menyebut vaksin covid 19 masih belum tersedia luas pada pertengahan tahun 2021.
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Antara).

Harapannya, vaksin semprot ini memiliki peluang lebih baik dalam menghentikan virus di saluran pernapasan atas, sementara vaksin suntik mungkin tidak cukup kuat untuk mencegah infeksi.

Sebelumnya, peneliti sudah melakukan pengujian terhadap hewan. Dan hasilnya memperkuat konsep vaksin ini.

Hasil studi yang terbit bulan lalu oleh peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis menyimpulkan bahwa vaksin semprot hidung mencegah infeksi pada tikus, secara signifikan mengurangi kerusakan paru-paru.

Mereka juga menemukan vaksin lebih berhasil dalam menangkal virus.

Baca Juga: Perusahaan Israel Ini Buat Masker Kain Anti-Covid-19, sedang Diuji di China

Konsep vaksin intranasal atau semprot hidung ini sebenarnya sudah pernah digunakan untuk mencegah flu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC US) sudah menyoroti kegunaannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI