Studi Psikiatri: Koneksi Sosial Bisa Jadi Pelindung Utama Depresi

Sabtu, 12 September 2020 | 11:25 WIB
Studi Psikiatri: Koneksi Sosial Bisa Jadi Pelindung Utama Depresi
Ilustrasi curhat. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa hubungan sosial bisa menjadi faktor pendukung paling kuat untuk membantu menurunkan risiko depresi. Studi tersebut disusun oleh para peneliti dari Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH). 

Melansir dari Science Daily, penelitian ini telah diterbitkan dalam The American Journal of Psychiatry. Dalam studi ini, peneliti juga menyarankan untuk mengurangi aktivitas tidak aktif seperti nonton televisi atau tidur siang. 

"Depresi adalah penyebab utama masalah mental di seluruh dunia, tetapi hingga saat ini para peneliti hanya berfokus pada segelintir risiko dan faktor pelindung, seringkali hanya dalam satu atau dua domain," kata Karmel Choi, PhD, peneliti di Departemen Psikiatri dan Harvard, TH Chan School of Public Health. 

"Studi kami memberikan gambaran paling komprehensif hingga saat ini tentang faktor-faktor yang dapat diubah untuk memengaruhi risiko depresi," imbuhnya.

Baca Juga: Tak Cuma Ibu, Ayah Baru Juga Bisa Mengalami Baby Blues

Pada studi ini, peneliti mengambil pendekatan dengan menggunakan database lebih dari 100.000 peserta untuk menganalisis faktor yang mungkin terkait dengan risiko pengembangan depresi. 

"Hal yang paling menonjol dari faktor-faktor ini adalah frekuensi curhat kepada orang lain, tetapi juga kunjungan dengan keluarga dan teman juga menggambarkan adanya perlindungan penting dari depresi melalui hubungan sosial dan kohesi sosial," kata Jordan Smoller, MD kepala penelitian di Departemen Psikiatri MGH.

Ilustrasi Remaja Depresi. (Shutterstock)
Ilustrasi Remaja Depresi. (Shutterstock)

Efek perlindungan dari hubungan sosial juga hadir, bahkan untuk individu yang berisiko lebih tinggi mengalami depresi. Individu dengan risiko depresi tinggi adalah mereka yang memiliki kerentanan depresi genetik atau trauma masa kecil.

Di sisi lain, faktor yang bisa meningkatkan risiko depresi yakni menghabiskan waktu untuk menonton TV atau pola perilaku menetap lainnya. Tidur siang dan penggunaan multivitamin secara teratur juga tampaknya terkait dengan risiko depresi.

Baca Juga: Tanda Bahwa Kamu Bukan Seorang Pemalas, Tapi Bisa Jadi Idap Depresi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI