Suara.com - Seorang perempuan mengalami gangguan pencernaan yang parah hingga membuatnya terus menerus muntah, bahkan hingga 30 kali dalam sehari. Beth Gallery, 23 tahun, bahkan harus mendapat asupan makanan melalui tabung untuk melawan kondisi kronis gastroparesis, atau kondisi perut yang tidak bisa mencerna makanan dan membuatnya sakit.
Beth pertama kali merasa sakit pada usia 12 tahun. Tenaga kesehatan butuh waktu hingga enam tahun untuk mendiagnosisnya. Beth juga kekurangan gizi dengan berat hanya 39 kg dan membutuhkan selang makanan untuk membuatnya tetap hidup. Gara-gara kondisi yang dideritanya, perempuan yang bermukim di Preston, Lancs itu juga mengalami perundungan dari para pengganggu di sekolah yang menyuruhnya untuk bunuh diri. Bahkan orang asing tidak percaya bahwa dia sakit parah. Beth pernah merasa ingin bunuh diri pada usia 20 tahun.
Setelah bertemu pacarnya, James Jeffers, Beth akhirnya bisa bangkit dan tak mau kalah dengan penyakitnya. Ia justru kerap memamerkan selang makanannya di media sosial untuk menunjukkan kepada orang lain dengan kondisi kronis yang dialaminya agar tidak takut atau malu.
"Kecuali jika Anda melihat selang makanan saya, Anda tidak akan tahu bahwa ada yang salah dengan saya. Saya bisa muntah hingga 30 kali sehari, saya terus menerus merasa mual dan kesakitan," kata Beth dikutip dari Mirror.
Baca Juga: Mengapa Muntah Termasuk Gejala Covid-19? Ini Kata Peneliti
Tak jarang Beth dikira mabuk lantaran terlalu sering muntah. Atau mendapat pandangan buruk lantaran memakai toilet khusus disabilitas ketika akan muntah.
"Orang-orang menyebut saya anoreksia, mengatakan bahwa saya berbohong tentang penyakit dan mengatakan bahwa mereka berharap penyakit itu akan membunuh saya. Saya hanya merasa seperti orang buangan," tuturnya.
Beth pertama kali menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres ketika dia berusia 12 tahun. Semalaman dia mulai menderita mual di pagi hari dan terus berlanjut menjadi muntah setiap hari. Ia akan merasa kelelahan, nyeri sendi, merasa kenyang meski tidak makan selama berjam-jam, bobot Beth turun menjadi 39 kg.
Tetapi meskipun tes dan pemindaian berkali-kali dilakukan, dokter masih tidak dapat memberikan diagnosis sampai dia berusia 18 tahun. Setelah enam tahun mencari jawaban, para ahli akhirnya menemukan bahwa dia menderita gastroparesis dan juga Sindrom Kelelahan Kronis, Sindrom Ehlers-Danlos yang menyebabkan nyeri pada persendiannya dan PoTS (Sindrom Takikardia Postural) yang memengaruhi pusat keseimbangannya.
"Ketika saya pertama kali sakit, saya selalu berasumsi bahwa saya akan sembuh. Saya menjalani tes yang tak terhitung jumlahnya dari endoskopi, kolonoskopi, tes untuk epilepsi dan gangguan makan, saya melanjutkan pengobatan getar dan steroid, perawatan IV, tetapi tidak ada yang berhasil," ucapnya.
Baca Juga: Jangan Panik, Ini 5 Obat Sakit Perut yang Mudah Ditemukan di Dapur
Setelah bisa menerima penyakitnya, Beth telah dapat kembali ke berat badan yang sehat dan mulai mengelola penyakitnya dengan obat. Sejak bertemu James, dia bahkan pergi ke festival musik dan Ladies' Day di balapan, dalam upaya untuk membuktikan bahwa sakit bukan penghalangnya melakukan banyak hal.