Suara.com - Belum lama ini obat meformin banyak digunakan untuk perawatan pasien diabetes tipe dua. Pertanyaannya kemudian, seberapa efektif obat tersebut.
Sementara itu, sebuah studi mengungkap bahwa risiko hipertensi relatif lebih tinggi pada mereka yang memiliki kaki gemuk. Dua berita tadi merupakan kabar terpopuler di kanal health suara.com. Berikut ini kabar terpopuler lainnya.
1. Dijadikan Pengobatan Diabetes Tipe 2, Seberapa Efektif Metformin?
Metformin adalah obat oral yang paling sering digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2.
Baca Juga: Mesti Tahu, Ini Tiga Gejala Awal Paling Umum dari Diabetes
"Secara keseluruhan, metformin adalah obat yang aman, dan mengurangi A1c hingga 1,5% hingga 2,0%, yang membuktikan bahwa metformin sangat efektif," kata Dr. Anis Rehman, asisten profesor kedokteran klinis di divisi endokrinologi, diabetes, dan metabolisme di Southern Illinois University.
2. Studi: Risiko Hipertensi Ditemukan Lebih Rendah pada Pemilik Kaki Gemuk
Lemak di perut banyak dihindari orang, tak hanya membuat minder soal penampilan, lemak di perut juga diyakini membawa banyak penyakit. Namun hal itu tidak berlaku untuk lemak di kaki.
Menurut penelitian baru yang akan dipresentasikan 10-13 September 2020, di Sesi Ilmiah Hipertensi 2020 American Heart Association virtual, menemukan orang dewasa dengan kaki lebih gemuk (memiliki persentase jaringan lemak tubuh total yang lebih tinggi di kaki mereka) lebih kecil kemungkinannya memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Baca Juga: Waspada, Insomnia Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
3. Kisah 5 Perempuan yang Menyesal Punya Payudara Besar, Apa Saja Kerugiannya?
Tidak semua perempuan menginginkan payudara besar. Bahkan bagi mereka yang memilikinya, payudara besar bisa jadi sebuah kutukan.
Empat perempuan ini terlahir dengan payudara besar yang merusak hidupnya. Ada yang harus hidup dengan kursi roda, ada juga yang kerap merasa kesakitan setiap hari.
4. Bukan Cuma Pernapasan, Ini Organ Lain yang Diserang Virus Corona
Virus corona mulanya dianggap hanya menyerang sistem pernapasan. Tapi dalam perkembangannya, virus itu juga menyerang berbagai anggota tubuh lainnya.
Sebuah studi baru Universitas Yale tentang bagaimana virus corona mempengaruhi sistem saraf telah mengungkapkan bahwa penyerang virus menyerang otak.
5. Orang yang Donor Organ Justru Relatif Lebih Sehat, Kok Bisa?
Anggapan orang yang mendonorkan organ pada orang lain cenderung mudah sakit, adalah pandangan yang keliru. Berdasarkan banyak penelitian internasional mengungkap orang yang menjadi pendonor ginjal misalnya, justru hidup lebih sehat.
"Makanya kalau dalam penelitian orang yang berikan organ ginjalnya akan lebih sehat daripada orang yang biasa," ujar Dr. dr. Maruhum Bonar H. Marbun, Sp.PD-KGH, Pokja Transplantasi Ginjal RSCM dalam acara webinar, Jumat (11/9/2020).