Suara.com - Sejak pandemi Covid-19 banyak orang takut dan khawatir pergi ke rumah sakit baik untuk sekedar check up ataupun pergi berobat, termasuk takut menjalani prosedur transplantasi ginjal.
Sehingga RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) kembali memperkenalkan layanan tranplantasi ginjal di masa adaptasi kebiasaam baru (AKB) dengan pemberlakuan protokol kesehatan terkait pandemi Covid-19 tanpa mengurangi kualitas layanannya.
Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina Liastuti, SpJP (K), MARS, mengatakan saat merawat pasien rumah sakitnya juga menerapkan sistem 3 zonasi untuk mengurangi potensi penularan Covid-19 dari pasien, tenaga kesehatan dan karyawan.
"Yaitu zona merah dengan potensi penularan sangat tinggi, zona kuning potensi penularan sedang tinggi serta hijau potensi penularan rendah," terang dr. Lies.
Baca Juga: Studi: Makan Sayur hingga Berhenti Merokok Bisa Tangkal Masalah Ginjal
Zona khusus Covid-19 di RSCM dinamakan Kiara Ultimate, dilengkapi 102 tempat tidur bertekanan negatif, 33 diantaranya merupakan kamar rawat intensif (ICU, HCU, PICU, dan NICU), kamar operasi tersendiri, Poliklinik Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) khusus pasien COVID-19, serta layanan pemeriksaan penunjang, seperti laboraorium dan radiologi.
"Dengan demikian, masyarakat yang membutuhkan prosedur transplantasi ginjal dapat kembali berobat ke RSCM tanpa dipenuhi rasa gelisah dan khawatir," terang dr. Lies.
Selama pandemi Covid-19, RSCM sendiri sudah melakukan 15 transplantasi ginjal.
Prosedur yang dijalankan juga ada perbedaan karena protokol kesehatan sebelum, selama dan sesudah operasi.
"Untuk tenaga kesehatan yang terlibat, RSCM mewajibkan untuk pemeriksaan swab real time (RT) PCR SARS CoV 2 tiap 2 minggu. Jika ada anggota tim transplant yang didapatkan terpapar kasus probable atau confirmed Covid-19, anggota tidak boleh ikut dalam prosedur transplantasi ginjal sementara waktu, hingga hasil swab terbukti negatif," terang Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU(K), Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM.
Baca Juga: Rumah Sakit Ini Klaim Sukes Transplantasi Paru-paru pada Pasien Covid-19
Donor Ginjal dari Keluarga atau Orang Lain?
Sementara itu, mencari donor ginjal bisa jadi masalah tersendiri. Lalu, sebaiknya dari keluarga atau orang lain?
Dr. dr. Maruhum Bonar H. Marbun, Sp.PD-KGH, Pokja Transplantasi Ginjal RSCM mengatakan, sebaiknya donor berasal dari pihak keluarga.
"Tapi bukan berarti yang bukan keluarga itu tidak boleh, jadi pendekatan secara moral itu akan lebih baik, kalau kita tahu bahwa dia dari keluarga," ujar Dr. dr. Maruhum Bonar H. Marbun, Sp.PD-KGH, Pokja Transplantasi Ginjal RSCM, Jumat (11/20/2020).
Pendonor dari luar keluarga memang tetap bisa dilakukan, tapi harus didampingi tim advokasi. Ini karena khawatir terjadinya praktik komersialisasi donor organ, seperti beberapa kasus yang pernah ramai diberitakan.
Apalagi praktik komersialisasi donor organ memang dilarang secara internasional, termasuk di antaranya praktik transplan tourism.
"Beberapa waktu lalu ada pasien dari negara tertentu datang ke tempat kami, ya kami minta free no clearence dari kedutaan, boleh nggak dia dilakukan transplantasi dengan kondisi tertentu, itu yang jadi masalah," ungkap Dr. Bonar.