Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat setidaknya ada 180 vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia.
Dari jumlah tersebut, 35 di antaranya sudah memasuki fase uji klinis ke manusia.
"Tidak ada penyakit dalam sejarah yang mengalami perkembangan pesat dalam penelitian. Ini bukti kemajuan luar biasa dalam sains dan teknologi yang telah dibuat dunia dalam beberapa tahun terakhir," kata Tedros Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa, Jumat (11/9/2020), dilansir Anadolu Agency.
Ghebreyesus mengatakan perkembangan itu harus diimbangi dengan ambisinya untuk memastikan sebanyak mungkin orang memiliki akses ke vaksin tersebut.
Baca Juga: UI Kembangkan Tiga Jenis Vaksin COVID-19, Apa Saja?
Ketika ditanya tentang perbedaan klaim soal kemunculan vaksin, termasuk aspirasi Presiden AS Donald Trump untuk mendapatkannya pada Oktober, kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan bahwa semua orang harus ingat bahwa uji klinis membutuhkan waktu.
"Kami tidak bisa terburu-buru, karena Anda harus mengumpulkan cukup data tentang jumlah orang yang cukup untuk memuaskan diri kami sendiri dan untuk memuaskan badan pengatur bahwa obat atau vaksin tertentu aman," ujar dia.
Swaminathan mengatakan, puluhan ribu orang harus mendaftar dalam uji klinis tersebut.
"Karena beberapa uji coba benar-benar dimulai pada Juli, ada kemungkinan bahwa kami dapat mulai mendapatkan beberapa hasil, setidaknya hasil sementara pada akhir tahun ini," ungkap dia.
Mike Ryan, direktur program kedaruratan WHO, mengakui bahwa mengembangkan vaksin adalah sebuah perlombaan.
Baca Juga: Relawan Tertular Corona, Dinkes Semarang: Diduga Karena Vaksin Itu Sendiri
"Ini adalah perlombaan melawan virus, dan ini adalah perlombaan untuk menyelamatkan nyawa. Ini bukan perlombaan antar perusahaan. Ini bukan perlombaan antar negara. Ini adalah perlombaan untuk mendukung kesehatan masyarakat dan cara yang paling aman dan efektif," tutur Ryan.
Dia menambahkan bahwa ini adalah perlombaan melawan waktu untuk berpacu melawan virus untuk berlomba menyelamatkan nyawa.