Orang yang Donor Organ Justru Relatif Lebih Sehat, Kok Bisa?

Jum'at, 11 September 2020 | 14:50 WIB
Orang yang Donor Organ Justru Relatif Lebih Sehat, Kok Bisa?
Ilustrasi donor organ tubuh [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggapan orang yang mendonorkan organ pada orang lain cenderung mudah sakit, adalah pandangan yang keliru. Berdasarkan banyak penelitian internasional mengungkap orang yang menjadi pendonor ginjal misalnya, justru hidup lebih sehat.

"Makanya kalau dalam penelitian orang yang berikan organ ginjalnya akan lebih sehat daripada orang yang biasa," ujar Dr. dr. Maruhum Bonar H. Marbun, Sp.PD-KGH, Pokja Transplantasi Ginjal RSCM dalam acara webinar, Jumat (11/9/2020).

Dokter di Departemen Penyakit Dalam FKUI RSCM ini menjelaskan orang yang mendonorkan ginjalnya lebih sehat karena ia sadar hidup dengan satu ginjal. 

Oleh karena itu ia harus menjaga kesehatannya, seperti rutin medical check up, memeriksa tekanan gula darah, mengontrol berat badan, olahraga, makan makanan sehat hingga banyak mengonsumsi air putih.

Baca Juga: Kisah Ibu Tunggal yang Donorkan Organnya dan Selamatkan 4 Nyawa

Ilustrasi ginjal dalam tubuh manusia. [shutterstock]
Ilustrasi ginjal dalam tubuh manusia. [shutterstock]

"Dia melakukan mawas diri yang lebih baik dibanding populasi yang biasa, jadi kalau dibandingkan nggak ada bedanya pendonor dengan populasi baisa," terangnya.

Orang awam mungkin akan berpikir, setelah satu ginjalnya didonorkan maka fungsinya penyaringan racun oleh ginjal akan berkurang 50 persen. 

Tapi saat si pendonor bisa menjaga kesehatannya, fungsi penyaringan ginjal ternyata bisa kembali normal hingga 100 persen.

"Yang tadinya ginjal 1 diberikan kepada penerima, secara logika 50 persen hilang. Tapi setelah berjalannya waktu dia kembali ke 70 persen malah ada yang 100 persen," ungkap Dr. Bonar.

Sementara itu transplantasi ginjal adalah prosedur pembedahan untuk memindahkan ginjal yang sehat dari seseorang, baik dalam keadaan hidup atau setelah meninggal dunia, kepada seseorang yang ginjalnya tidak lagi
berfungsi dengan baik.

Baca Juga: Perawat Meninggal dan Donorkan Organnya Ini Diberi Penghormatan Terakhir

Ketika suatu penyakit menyebabkan ginjal tidak mampu menyaring cairan dan limbah ini, terjadi penumpukan cairan zat berbahaya dalam tubuh.

Adapun beberapa penyakit yang seringkali jadi sebab penyakit ginjal tahap akhir meliputi diabetes, tekanan darah tinggi kronis dan tidak terkontrol, peradangan ginjal (glomerulonefritis) kronis, serta penyakit ginjal polikistik.

Jika ginjal sudah tidak lagi mampu menopang fungsi utamanya dalam tubuh, maka dibutuhkan terapi pengganti ginjal. Biasanya dilakukan dengan tiga cara hemodialisis (cuci darah), peritoneal dialisis, dan transplantasi ginjal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI