Suara.com - Di tengah pandemi Covid-19 seperti ini, penggunaan masker adalah hal yang diharuskan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari penularan virus corona, terlebih di transportasi umum.
Namun, bagi beberapa orang dengan penyakit penyerta, seperti asma, penggunaan masker bisa membuat sulit bernapas. Layaknya yang terjadi pada pria bernama Nick ini.
Nick menceritakan selama perjalanan satu jamnya dari Jersey ke Gatwick, Inggris, ia dihina oleh penumpang lain di pesawat akibat tidak memakai masker. Padahal jika memakainya, ia justru tidak bisa bernapas.
Lelaki yang tidak mau menyebutkan identitas lengkapnya ini mengaku memakai masker membuatnya hiperventilasi, tindakan saat seseorang bernapas berlebihan. Orang yang mengalaminya bisa mengirup dan mengembuhskan napas secara cepat dan dangkal.
Baca Juga: IDI Palembang : Menyuruh Pakai Masker, Mirip Menyuruh Pakai Helm!
"Entah (memakai) baju bermodel leher polo atau syal yang melingkari wajahmu, sensasinya menyesakkan. Saya hanya merasa semakin sulit bernapas," katanya, dilansir Metro.
Kemudian, pilot pesawat mendatanginya dan memaksanya untuk memakai masker. Jika tidak, terlepas dari penjelasannya bahwa ia sulit bernapas, lelaki ini diturunkan dari pesawat.
"Kesempatan terakhir. Anda hanya punya dua detik untuk memakainya atau Anda harus turun," kata sang pilot.
Paadahal pada penerbangan sebelumnya, Nick menunjukkan kartu pengecualian resmi yang dicetak dari situs web pemerintah ke awak pesawat dan diterima naik.
Masker memang sangat diwajibkan bagi penumpang transportasi umum di Inggris sebagai bentuk aturan protokol kesehatan untuk mengurangi penyebaran virus corona.
Baca Juga: Ingatkan Warga Pakai Masker, Setan Pocong 'Gentayangan' di SGC Bekasi
Orang yang dibebaskan dari pemakaiannya termasuk anak-anak di bawah 11 tahun dan orang yang tidak bisa memakainya karena masalah kesehatan.
Orang-orang ini dapat memilih membawa kartu atau lencana untuk menunjukkan bahwa mereka dibebaskan, menurut Departemen Transportasi Inggris.
Setelah kejadian ini, seorang juru bicara maskapai EasyJet memperbarui kebijakannya.
"Kami telah memperbarui kebijakan kami sejalan dengan panduan pemerintah Inggris baru-baru ini, sehingga selain sertifikat medis, pelanggan dapat memberikan dokumen yang relevan dari situs web pemerintah," kata mereka.
Pihak penerbangan pun meminta maaf jika kebijakan tersebut tidak diberlakukan oleh kru pesawat pada insiden tersebut.
Sarah MacFadyen, kepala urusan kebijakan dan eksternal di Asthma UK dan British Lung Foundation, mengatakan bernapas bagi beberapa penderita asma saat mengenakan masker memang 'mustahil'. "Itu sebabnya pengecualian ini ada, jadi mereka masih bisa keluar dan menjalani hidup mereka," jelasnya.