Relawan Vaksin Covid-19 di Bandung Positif Corona, Ini Kata Ketua Tim Riset

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 11 September 2020 | 10:53 WIB
Relawan Vaksin Covid-19 di Bandung Positif Corona, Ini Kata Ketua Tim Riset
Petugas kesehatan menunjukan vaksin saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). [ANTARA FOTO/M Agung Rajasa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang relawan vaksin Covid-19 buatan SinoVac, China, diketahui positif terinfeksi virus Corona.

Dari informasi yang diperoleh Suara.com, relawan tersebut diketahui positif setelah melakukan tes usap (swab test) usai penyuntikan tahap kedua.

Terkait hal ini, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 dari Universitas Padjadjaran, Prof Kusnandi Rusmil, mengungkapkan relawan tersebut dinyatakan sehat secara klinis dan diberikan penyuntikkan kedua.

Usai penyuntikkan kedua, relawan mengikuti tes usap karena memiliki riwayat perjalanan ke luar kota.

Baca Juga: Kronologis Ditemukan Relawan Vaksin Covid-19 Sinovac Positif Corona

"Oleh petugas dilakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke laboratorium BSL2 (Dinas Kesehatan) dengan hasil positif. Hasil yang positif tersebut harus disampaikan kepada yang bersangkutan," ujar Kusnandi melalui keterangan tertulis, ditulis Jumat (11/9/2020).

Pihaknya mengungkapkan setelah diketahui hasil tes usap positif, relawan langsung melakukan isolasi mandiri.

Pihaknya juga melakukan pemantauan kondisi secara ketat setiap harinya.

Uji Klinis Tetap Berjalan

Sementara itu, Koordinator Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19, Eddy Fadlyana mengungkapkan bahwa setelah relawan terpapar Covid-19, proses pemantauan sebagai relawan masih akan terus dilakukan.

Baca Juga: Fakta Baru Relawan Vaksin Covid-19 Sinovac Positif Corona

Ia memastikan bahwa hal tersebut tidak akan mengganggu proses rangkaian uji klinis terhadap relawan tersebut.

"Masih jadi relawan vaksin Covid-19, iya tidak mengganggu," ungkapnya.

Kusnandi mengungkapkan pengujian uji klinis terdapat 2 kelompok, ada yang mendapat plasebo ada yang mendapat vaksin.

Uji klinis ini dilakukan dengan prinsip observer blind atau tersamar, sehingga tidak diketahui mana yang dapat plasebo dan mana yang dapat vaksin.

Pada yang mendapat vaksin, kekebalan diharapkan paling cepat 2 minggu pasca suntikan kedua.

Pihaknya juga menghimbau kepada para relawn untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

"Untuk itu semua sukarelawan tetap dihimbau wajib menerapkan protokol pencegahan yang sudah dianjurkan pemerintah. Sukarelawan uji klinik masih akan dipantau kesehatannya selama 6 bulan pasca suntikan terakhir," ungkapnya.

"Uji klinis ini masih panjang jalannya, agar kita bersama-sama dapat menjaga privasi dari sukarelawan," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI