Suara.com - Bagi pengidap masalah kesehatan mental, obat bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasinya. Namun, pada gadis ini, obat yang seharusnya menolongnya justru berbahaya bagi dirinya sendiri.
Brianaliz Moreno beruntung dirinya masih hidup setelah obat antikecemasan memicu reaksi alergi yang menyebabkan tubuhnya 'terbakar dari luar dan dalam'.
Gadis 17 tahun ini meminum obat tersebut untuk mengatasi kecemasan dan depresi. Namun, ketika ia mengonsumsinya, ia justru menderita sakit mata, sensivitas cahaya, dan kelelahan ekstrem.
Tapi Moreno, yang tinggal di Killeen, Texas, ini mengabaikannya. Berpikir bahwa itu semua adalah efek samping biasa yang akan hilang dalam beberapa minggu.
Baca Juga: Gejala Penyakit Parkinson, Apakah Anda Merasakan Perubahan Ini saat Makan?
Dua minggu kemudian, gejalanya mulai memburuk dan Moreno menderita demam tinggi. Kulit di dalam mulutnya juga mengelupas.
Ia pun pergi ke rumah sakit saat masih demam 40,5 derajat Celcius bersama ibunya, Audeliz. Di rumah sakit, tiba-tiba Moreno pingsan dan koma.
"Mereka mengambil sampel kulit dari hidung dan bibir saya, dan itulah hal terakhir yang saya ingat," kenang Moreno sesaat sebelum dirinya jatuh koma.
Setelah diperiksa, Moreno didiagnosis menderita sindrom Stevens-Johnson, kelainan langka serius pada kulit dan selaput lendir yang membuat lapisan atas kulit mati. Umumnya ini terjadi akibat reaksi pengobatan.
Moreno koma selama sebulan penuh, tapi untungnya dia selamat.
Baca Juga: Idap Penyakit Crohn Parah, Organ Pencernaan Wanita Ini Diangkat
Ia harus berjalan lagi setelah berbaring sangat lama dengan lepuh di seluruh tubuhnya, dan ia membutuhkan beberapa operasi di bagian mata.
Kornea matanya juga ikut melepuh, sehingga penglihatannya akan terpengaruh secara permanen. Sekarang, ia dianggap buta secara hukum.
"Sindrom ini membuat saya buta. Saya telah menjalani empat operasi mata. Itu sangat mengerikan dan menyakitkan," sambungnya, dilansir Metro.
Moreno membagikan kisahnya dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran akan kondisi langka ini, sehingga siapa pun yang mengidapnya dapat melihat tanda-tanda sejak dini.
"Sejak ini terjadi, yang ingin saya lakukan hanyalah meningkatkan kesadaran. Saya tidak pernah menyangka ini akan terjadi. Pengalaman ini membuat saya menjadi dewasa," tandasnya.