Epidemolog Sebut Corona di Jakarta Lebih Parah dan Berita Populer Lainnya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 10 September 2020 | 19:30 WIB
Epidemolog Sebut Corona di Jakarta Lebih Parah dan Berita Populer Lainnya
Tenaga medis virus corona (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia dr. Syahrizal Syarif, MPH, kondisi Covid-19 menyebut bahwa kondisi virus corona yang ada di Jakarta relatif lebih parah dibanding di Jawa Timur. Hal ini mengomentasi keputusan anies untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total mulai Senin 14 September 2020.

Sementara itu, Prodia disebut sebagai laboratorium swasta pertama yang memiliki alat tes Covid-19 otomatis. Dua berita tadi merupakan kabar terpopuler di kanal Health Suara.com.

1. Waduh, Epidemiolog UI Sebut Covid-19 di Jakarta Lebih Parah dari Jatim!

Foto orang meninggal akibat Virus Corona. [SEBASTIEN BOZON / AFP]
Foto orang meninggal akibat Virus Corona. [SEBASTIEN BOZON / AFP]

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut kondisi Covid-19 saat ini lebih parah dibandingkan ketika awal wabah terjadi, Maret 2020.

Baca Juga: Peneliti Kosta Rika Kembangkan Perawatan Covid-19 dari Antibodi Kuda

Karena itu, Pemprov memutuskan untuk PSBB total mulai 14 September.

Baca selengkapnya

2. Prodia, Laboratorium Swasta Pertama dengan Alat Periksa Covid-19 Otomatis

Ilustrasi petugas medis mengecek sampel peserta PCR. [Suara.com/Alfian Winanto]
Ilustrasi petugas medis mengecek sampel peserta PCR. [Suara.com/Alfian Winanto]

Banyak negara menyoroti kapasitias pemeriksaan Covid-19 di Indonesia yang masih sangat minim. Saat ini, laboratorium di Indonesia masih berjuang memenuhi target pemeriksaan PCR 30.000 spesimen per hari.

Membantu pemerintah, Laboratorium Klinik Prodia menambah kapasitas pemeriksaan Rapid Test Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) untuk Covid-19 menjadi 2.000 spesimen per hari. Ini karena Prodia menambahkan alat fully automated Cobas 6800 di Laboratorium Pusat Rujukan Nasional (PRN) Prodia, Jakarta.

Baca Juga: Vaksin Merah Putih Diproduksi Akhir 2021, Erick Thohir Prioritaskan dari LN

Baca selengkapnya

3. Dirut Prodia: Virus Corona Sangat Infeksius, Pemeriksaannya Perlu SDM Ahli

Petugas mencatat sampel peserta test PCR, Selasa (5/5). [Suara.com/Alfian Winanto]
Petugas mencatat sampel peserta test PCR, Selasa (5/5). [Suara.com/Alfian Winanto]

Infeksi Covid-19 di Indonesia sudah tembus lebih dari 200.000 kasus. Namun dicurigai, angka yang sesungguhnya lebih besar dari ini. Hal ini lantaran masih terbatasnya pemeriksaan virus corona di Indonesia.

Per 9 September 2020, ada lebih dari 92.000 orang dikategorikan suspek, namun kapasitas pemeriksaan PCR di Indonesia masih di bawah 30.000 per hari. Artinya, tidak semua suspek bisa dilakukan pemeriksaan.

Baca selengkapnya

4. Gawat, Sudah 300.000 Orang Meninggal karena Covid-19 di Amerika Selatan

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

Amerika Selatan masih mencatatkan kenaikan jumlah kematian dan kasus baru virus Corona Covid-19.

Dilansir ANTARA, jumlah kematian akibat Covid-19 melampaui 300.000 pada Rabu (9/9/2020). Laporan menyebut belum ada tanda-tanda penurunan kasus Covid-19 di kawasan terparah di dunia itu.

Baca selengkapnya

5. Hari Pencegahan Bunuh Diri, Ini 5 Mitos yang Sebaiknya Tidak Lagi Dipercaya

Ilustrasi bunuh diri. [Shutterstock/Filipe Frazao]
Ilustrasi bunuh diri. [Shutterstock/Filipe Frazao]

Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri diperingati tepat hari ini. Kehilangan seseorang karena bunuh diri tidaklah mudah. Terlepas dari kenyataan bahwa nyawa yang hilang, hal itu memengaruhi keluarga, teman, dan masyarakt secara luas.

Dengan banyak orang yang menderita masalah kesehatan mental atau meninggal bunuh diri adalah pandemi tersembunyii yang tidak terlalu diperhatikan banyak orang

Baca selengkapnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI