Suara.com - Peran ayah sangat berdampak luar biasa dalam pengasuhan anak. Saat anak berusia 7 hingga 14 tahun dan 8 hingga 15 tahun, kehadiran sosok ayah di tahap perkembangan ini sangatlah dibutuhkan.
Pakar Pengasuhan Keayahan, Irwan Rinaldi mengatakan jika anak tidak mendapatkan peran ayah di usia tersebut, maka akan terjadi ketimpangan antara pertumbuhan dan perkembangan anak karena orangtua hanya fokus pada masalah pertumbuhan anak.
Hal ini berdampak pada mundurnya pemikiran anak di saat fisik terus tumbuh karena kurangnya stimulan dari kedua orangtua.
Atau singkatnya hanya fisik saja yang dewasa tapi tidak dengan psikologisnya, dan dikenal dengan istilah Father Hunger atau Fatherless
Baca Juga: Anak Terlambat Tumbuh Gigi, Dokter Ungkap Penyebabnya
"Untuk menghadirkan pengasuhan yang ideal dibutuhkan peran utama ayah dan ibu (dual parenting) yang memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak secara menyeluruh," ungkap Irwan dalam Bimbingan Teknis Pusat Pembelajaran Keluarga dengan Tema Peran Ayah dalam Pengasuhan yang dilaksanakan secara daring, berdasarkan rilis KemenPPPA, Kamis (10/9/2020).
Irwan menambahkan Indonesia termasuk ke dalam 10 besar negara dengan fatherless atau father hunger dalam pengasuhan anak, yaitu tidak adanya peran ayah karena hanya hadir secara fisik, tetapi tidak terlibat dalam urusan perkembangan anak.
Pada dasarnya, ada 3 kategori peran ideal seorang ayah, yaitu menyambung keturunan, mencari nafkah, dan peran ayah sebagai loving, coaching, modelling (mencintai, melatih, dan menjadi model).
Ketiga unsur ini sangat penting dan saling berhubungan, namun semakin ke sini peran ini mulai tergantikan dengan peran pengasuhan pengganti di luar keluarga inti.
Jika seluruh peran ayah ini hilang, maka akan menyebabkan munculnya kondisi father hunger atau fatherless.
Baca Juga: Wanita Ini Tak Laporkan Kematian Ayah Demi Uang Pensiun
"Hal ini seringkali menjadi penyebab utama terjadinya perceraian di masa depan anak, di mana 80 persen istri meminta bercerai karena suaminya lebih mengalami kemajuan di usia biologis dibandingkan kematangan psikologisnya. Father hunger juga mengakibatkan anak mudah mengalami depresi, menjadi antisosial, rentan melakukan tindak kriminal dan kekerasan, terjerumus seks bebas, narkoba, dan LGBT," jelas Irwan.
Menurut Irwan, hal tersebut umumnya terjadi karena anak kehilangan sosok ayah, adanya kekosongan peran ayah dalam pengasuhan, terutama saat anak berada dalam periode emas, yakni usia 7 hingga 14 tahun dan 8 hingga 15 tahun.
"Biarpun anak memiliki ayah, namun mereka tidak mendapatkan pendampingan dan pengajaran dari sosok ayah. Father hunger ini dapat menjadi penjara baru bagi anak di rumah. Di sinilah pentingnya memperkuat peran seorang ayah, yaitu loving, coaching, dan modelling," tegas Irwan.