Suara.com - Brussels, Uni Eropa telah mengklaim vaksin Covid-19 bisa tersedia paling cepat November 2020, setelah Matt Hancock mengatakan ketersediaan obat itu mungkin tidak sampai tahun depan.
Eurokrat senior, Sandra Gallina mengatakan dosis pertama vaksin virus corona Covid-19 dikembangkan oleh Universitas Oxford bisa diberikan dalam beberapa minggu.
Di sisi lain, Menteri Kesehatan menegaskan vaksin yang sama kemungkinan tidak akan siap sampai beberapa bulan pertama di tahun 2021.
Tapi, kedua belah pihak sekarang memiliki harapan sama pada vaksin yang didistribusikan oleh perusahaan obat AstraZeneca.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Buatan Oxford Ditunda karena Bermasalah?
Sandra Gallina, kepala direktorat kesehatan Komisi Uni Eropa, mengatakan sejumlah vaksin virus corona Covid-19 harus siap akhir tahun 2020 ini.
"Pada awalnya, jumlah dosis vaksin akan dibatasi. Orang akan mendapatkan dosis yang sangat besar pada titik tertentu, mungkin sekitar April tahun depan," jelas Sandra Gallina dikutip dari The Sun.
Gallina juga mengatakan bahwa kedua belah pihak tak akan berusaha berlomba untuk mendapatkan vaksin pertama, karena itu bisa berisiko merusak kepercayaan publik.
Brussels telah menandatangani kontrak dengan AstraZeneca untuk 300 juta dosis vaksin virus corona dengan opsi menambah lagi 100 juta lebih.
Ratusan vaksin virus corona itu didistribusikan ke negara-negara Uni Eropa berdasarkan populasinya. Inggris juga sudah menandatangani kontrak dengan farmasi besar dan 30 juta dosis vaksin sudah diproduksi.
Baca Juga: Penularan Corona Kian Parah, Pemprov DKI: Perlu Intervensi Lebih Masif