Pediatric Research: Terpapar Asap Rokok Bikin Anak Lebih Berisiko Masuk RS

Rabu, 09 September 2020 | 16:37 WIB
Pediatric Research: Terpapar Asap Rokok Bikin Anak Lebih Berisiko Masuk RS
Asap rokok mengganggu kesehatan anak. [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi menunjukkan bahwa anak-anak yang sering terpapar asap rokok lebih berisiko dirawat di rumah sakit. Hal ini dinyatakan oleh sebuah penelitian yang diterbitkan pada Pediatric Research.

Melansir dari Medicalxpress, studi ini membandingkan 380 anak yang sering terpapar asap rokok dengan 1.140 anak yang tidak sering tertapar. Sumber ini telah disesuaikan dengan faktor usia, kelamin, ras dan etnis. 

"Kami tahu bahwa paparan asap rokok terkait dengan morbiditas substansial pada anak-anak. Selain anak-anak yang terpapar mendapatkan lebih banyak kunjungan perawatan kesehatan," catat Ashley Merianos, seorang profesor di UC School of Human Services, yang memimpin penelitian ini.

Penelitian ini menyatakan bahwa anak-anak yang sering terpapar asap rokok tembakau berisiko 24 kali lebih sering dirawat di rumah sakit karena penyakit apapun. Hal ini disebabkan seringnya paparan asap membuat anak-anak mudah mengembangkan penyakit yang lebih parah. 

Baca Juga: Studi: Video Game Bisa Tingkatkan Kemampuan Komunikasi dan Mental Anak

Anak-anak dalam kelompok yang terpapar juga hampir delapan kali lebih mungkin melakukan penyedotan dengan aspirator hidung BBG serta 15 kali lebih mungkin menerima albuterol, bronkodilator yang digunakan untuk mengobati serangan asma.

Ilustrasi asap rokok pada anak. [Shutterstock]
Ilustrasi asap rokok pada anak. [Shutterstock]

Anak-anak yang terpapar asap rokok tembakau juga 5,75 kali lebih mungkin  menjalani tes laboratorium, 4,73 kali melakukan tes radiologis, serta 2,63 kali merasakan berbagai tes diagnostik infeksi.

"Status sosial ekonomi juga merupakan faktor kemungkinan seorang anak terpapar," kata Merianos.

"Hampir tiga perempat anak-anak yang termasuk dalam penelitian ini adalah penerima asuransi publik yang berpendapatan rendah," kata Merianos.

Baca Juga: Diare, Muntah hingga Kram Perut Bisa Jadi Gejala Covid-19 pada Anak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI