Hasil Studi: Probiotik Dapat Membantu Anak Obesitas Turunkan Berat Badan

Selasa, 08 September 2020 | 10:12 WIB
Hasil Studi: Probiotik Dapat Membantu Anak Obesitas Turunkan Berat Badan
Ilustrasi anak obesitas. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lebih dari 340 juta anak-anak dan remaja di dunia mengalami obesitas pada tahun 2016. Anak obesitas ini berisiko lebih besar mengalami obesitas dan penyakit tidak menular lain saat dewasa. Untuk mengatasi masalah itu, para ahli kesehatan menyakini salah satu solusinya dengan mengalihkan perhatian pada kesehatan usus anak-anak, melalui konsumsi probiotik.

Pada Kongres Endokrinologi Eropa ke-22 di e-ECE 2020 kemarin, dicetuskan bahwa selain diet kontrol kalori, strain probiotik Bifidobacterium breve juga dapat membantu anak-anak dan remaja untuk menurunkan berat badan.

Probiotik terdiri dari bakteri hidup dan mikroorganisme lain. Mirip dengan mikroorganisme yang secara alami ada di dalam tubuh manusia. Beberapa bakteri dari probiotik juga dapat membantu proses pencernaan, produksi vitamin, dan penghancuran sel penyebab penyakit.

Bifidobacteria adalah salah satu bakteri yang paling umum digunakan dalam probiotik karena secara alami hidup di perut dan usus. Tugasnya melindungi dari patogen, mengatur sistem kekebalan, dan menyediakan nutrisi dengan memecah karbohidrat dan serat. Strain ini juga menghasilkan asam lemak rantai pendek, yang juga memainkan peran penting dalam mengatur kesehatan usus, rasa lapar, dan berat badan.

Baca Juga: 5 Olahraga yang Efektif Bantu Turunkan Berat Badan

Penelitian sebelumnya menggunakan campuran strain probiotik untuk menilai efeknya pada orang obesitas. Penulis penelitian saat ini berusaha untuk mengetahui apa yang terjadi ketika mereka memberikan Bifidobacteria saja.

Para peneliti mempelajari 100 anak-anak dan remaja antara usia 6 hingga 18 tahun dengan obesitas dan resistensi insulin (suatu kondisi di mana sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespons insulin dengan baik dan tidak dapat dengan mudah menyerap glukosa darah, sehingga pankreas memproduksi lebih banyak insulin untuk membantu glukosa memasuki sel).

Penyerapan yang berkurang menciptakan penumpukan glukosa dalam darah dari waktu ke waktu, berpotensi membuat anak mengalami tahap awal diabetes tipe 2.

Profesor di bidang nutrisi klinis di departemen ilmu kesehatan Universitas Piemonte Orientale di Italia, Dr. Flavia Prodam, mengatakan, semua anak menjalani diet pembatasan kalori yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Anak-anak kemudian menerima probiotik selama delapan minggu.

Hasilnya, anak-anak dan remaja itu mengalami penurunan indeks massa tubuh, lingkar pinggang, tekanan darah, resistensi insulin, dan konsentrasi bakteri E. coli di ususnya.

Baca Juga: Pola Makan Ibu Bisa Pengaruhi Asupan Probiotik yang Dibutuhkan Bayi

Para peserta yang menggunakan probiotik memiliki hasil yang lebih besar dalam penurunan berat badan, sensitivitas insulin, dan penurunan konsentrasi E. coli.

"Efek probiotik berlanjut selama beberapa minggu setelah anak-anak berhenti meminumnya menjadi temuan yang tidak biasa untuk penelitian terbaru," kata Dr. Christopher Moran, ahli gastroenterologi anak dan direktur Persekutuan Gastroenterologi dan Nutrisi Pediatrik di Rumah Sakit MassGeneral untuk Anak di Boston dikutip dari CNN.

"Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketika Anda berhenti mengonsumsi probiotik, probiotik menghilang di usus dan tidak memiliki (efek) yang tahan lama," tambah Moran.

Orang tua yang tertarik merawat mikrobiota usus pada anak mereka untuk kesehatan secara keseluruhan dapat melihat sumber makanan utuh. Banyak makanan fermentasi dan produk olahan susu, seperti yogurt, kefir, susu kambing, keju, kimchi, miso, dan sauerkraut yang mengandung probiotik hidup.

Studi tambahan diperlukan untuk pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana suplemen probiotik dapat memodifikasi mikrobiota usus juga berdampak pada metabolisme dan berat badan.

"Ada data yang sudah ada menunjukkan bahwa obesitas mungkin terkait dengan perubahan mikrobioma. Meskipun banyak dari data itu tidak menjelaskan apakah perubahan mikrobioma datang lebih dulu atau perubahan berat terjadi baru kemudian perubahan mikrobioma," kata Moran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI