Awal Tahun Depan, Australia Siap Gunakan Vaksin Covid-19 Buatan AstraZeneca

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 07 September 2020 | 22:05 WIB
Awal Tahun Depan, Australia Siap Gunakan Vaksin Covid-19 Buatan AstraZeneca
ilustrasi vaksin virus corona. (ANTARA/Shutterstock/am.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Australia menjadi salah satu negara pertama yang akan mendapatkan vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca.

Dilansir ANTARA, pemerintah Australia pada Senin mengatakan akan menerima gelombang pertama vaksin Covid-19 pada Januari 2021.

Area zona merah virus corona di negara itu melaporkan jumlah kasus harian baru Covid-19 telah turun ke level terendah selama 10 pekan.

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pemerintah Australia telah mencapai kesepakatan manufaktur dengan CSL Ltd untuk memproduksi vaksin Covid-19 AstraZeneca dan Universitas Oxford, dan sebanyak 3,8 juta dosis vaksin akan dikirimkan pada Januari dan Februari 2021.

Baca Juga: WHO Sebut Vaksin Covid-19 Tidak Akan Tersedia Secara Luas Hingga 2021

Dikenal sebagai AZD1222, vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca sedang menjalani uji klinis tahap akhir di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.

Australia pada Agustus mengatakan akan membeli vaksin AstraZeneca, tetapi kesepakatan itu dibuat dalam keraguan setelah CSL mengatakan pihaknya memprioritaskan pembuatan vaksinnya sendiri -- saingan dari vaksin AstraZeneca.

CSL adalah perusahaan bioteknologi yang meneliti, mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk untuk merawat dan mencegah kondisi medis serius.

CSL berbasis di Australia. Sementara AstraZeneca adalah perusahaan farmasi dan biofarmasi multinasional Inggris-Swedia yang berbasis di Inggris.

Keraguan itu teratasi ketika pemerintah Australia pada Senin mengatakan pihaknya juga setuju untuk membeli vaksin Covid-19 alternatif buatan CSL jika uji cobanya berhasil.

Baca Juga: Klaim Aman, Sinovac: 90% Pegawai dan Keluarganya Sudah Divaksin Covid-19

Kesepakatan dicapai ketika negara bagian Australia, Victoria, mengatakan 41 kasus Covid-19 telah terdeteksi dalam 24 jam terakhir, turun dari 63 kasus yang dilaporkan sehari sebelumnya.

Angka itu merupakan kenaikan kasus harian terendah sejak 26 Juni.

Negara bagian terpadat kedua di Australia itu telah menjadi episentrum gelombang kedua wabah Covid-19.

Victoria mencatat sekitar 75 persen dari 26.320 kasus Covid-19 di negara itu dan 90 persen dari 762 kematian akibat virus corona baru.

Negara bagian Victoria pada Minggu memperpanjang masa penguncian ketat di ibu kotanya Melbourne hingga 28 September, karena tingkat kasus infeksi virus corona harian telah menurun lebih lambat dari yang diharapkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI