Terdengar Mirip, Ini Beda Cara Mengatasi Osteoporosis dan OsteoArhritis

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Minggu, 06 September 2020 | 19:55 WIB
Terdengar Mirip, Ini Beda Cara Mengatasi Osteoporosis dan OsteoArhritis
Ilustrasi osteoporosis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istilah Osteoporosis dan OstroArhtitis seringkali disalah artikan karena pelafalannya yang terdengar mirip. Padahal, keduanya merupakan jenis keluhan yang berbeda.

Tentu saja butuh penanganan yang berbeda pula. Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan keluhan itu? Bagaimana cara mengatasinya?

Dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Minggu, (6/9/2020), menurut spesialis Ortopedi dari Siloam Hospitals Balikpapan, dr Yuliana Rianto, Sp.OT.

Osteoporosis ( OP ) dan OstroArhtitis ( OA) adalah keluhan pada tulang dan sendi manusia yang dirasakan atau terdeteksi pada saat bergerak ketika melakukan aktifitas.

Ilustrasi radang sendi, asam urat, nyeri sendi. (Shutterstock)
Ilustrasi radang sendi, asam urat, nyeri sendi. (Shutterstock)

OP sendiri sering disebut patah (hancurnya) tulang yang tak lain sebagai akibat pembentukan tulang baru. Prosesnya (jauh) lebih lambat daripada pembuangan jaringan tulang lama.

"Ada 'remodelling' tulang pada tubuh manusia. Artinya terjadi proses pembentukan dan penghancuran (tumbuh, kembang) dengan seimbang", tutur dr Yuliana Rianto, Sp.OT.

Yuliana melanjutkan, dalam tubuh manusia tiga lokasi tulang menjadi teramat penting dalam menjaga kesimbangan tubuh, yaitu tulang belakang, tulang (leher) pinggul, tulang pergelangan (tangan,kaki).

Sementara OA adalah suatu jenis Peradangan (arthritis) yang terjadi ketika jaringan pada ujung ujung tulang (sendi) mengalami keausan atau pengapuran.

"Risiko pada OA dapat terjadi, antara lain karena kegemukan hingga faktor penuaan", sebut Yuliana.

Baca Juga: Daftar Makanan Pencegah Osteoporosis, Konsumsi Setiap Hari Ya

Sedangkan pada perempuan lebih beresiko diakibatkan adanya faktor genetik, riwayat trauma tulang dan lainnya. Merokok dan kebiasaan mengkonsumsi minuman berakhol turut memicu peningkatan sel sel penghancur tulang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI