Suara.com - Reza Artamevia kembali terjerat kasus narkoba jenis sabut. Ini bukan kali pertama ia terjerumus akibat menggunakan sabut. Lantas mengapa orang sulit lepas dari sabu?
Sementara itu, ahli menyebut bahwa ada kemungkinan tingkat kematian Covid-19 akan lebih meninggkat saat natal mendatang. Dua berita tadi merupakan kabar terpopuler di kanal Health Suara.com.
1. Belajar dari Reza Artamevia, Mengapa Orang Sulit Lepas dari Sabu?
Artis Reza Artamevia kembali terjerat kasus narkoba. Ia mengaku sudah empat bulan belakangan mongonsumsi sabu. Pandemi virus corona dijadikan alasan baginya untuk mengonsumsi narkoba tersebut.
Baca Juga: Hari Ini, Pekerja Migran Indonesia Positif Corona Jadi 1.158 orang
Ini bukan kali pertama Reza Artamevia mesti terjerumus kasus narokoba. Pada 2016, ia diamankan bersama guru spiritualnya, Aa Gatot Brajamusti saat berada di hotel Kawasan Mataram, Nusa Tenggara Barat.
2. Ahli: Tingkat Kematian Covid-19 akan Meningkat 5 Kali Lipat saat Natal
Para ahli kembali mengingatkan jumlah kematian akibat virus corona Covid-19 secara global akan meningkat lima kali lipat pada momen Natal, karena kasus melonjak di seluruh dunia.
Sekitar 3,2 juta lebih orang bisa meninggal di awal tahun depan, di bawah model skenario kasus terburuk yang dibuat oleh Fakultas Kedokteran Universitas Washington.
Baca Juga: Kronologi Lengkap Penangkapan Reza Artamevia
3. Kenapa Sering Terbangun dari Tidur saat Tengah Malam? Ini 5 Penyebabnya!
Sejumlah orang mungkin sering terbangun dari tidur pada tengah malam atau pukul 3 pagi. Lalu, beberapa orang lainnya menjadi kurang tidur akibat kebiasaan tersebut.
Padahal tidur adalah bagian penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan memiliki beberapa efek jangka panjang lainnya.
4. Gawat, Virolog Jerman Prediksi Virus Corona Akan Tetap Ada Hingga 2023
Ahli virus dari Jerman Profesor Hendrik Streeck memprediksi virus corona SARS COV-2 akan tetap ada hingga 2023. Ia mengatakan bahwa orang-orang harus terbiasa dengannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Virus tidak menghilang. Sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Ini akan tetap di sini dalam tiga tahun dan kami harus menemukan cara untuk menghadapinya," kata Dokter yang memimpin penelitian Covid-19 di Heinsberg, Jerman, itu.
Menurut Hendrik, tidak melakukan perkumpulan di rumah atau menghindari pertemuan besar termasuk cara efektif untuk terhindar dari infeksi. Karena dengan melakukan perkumpulan bisa menyebabkan penularan wabah secara besar.
5. WHO Tak Rekomendasikan Vaksin Covid-19 yang Belum Jelas Keamanannya
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa pihaknya tidak akan merekomendasikan vaksin Covid-19 yang belum terbukti aman dan efektif. Hal ini dinyatakan Tedros Andhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO pada Jumat (4/9/2020) kemarin.
Melansir dari Medicalxpress, Rusia dan China telah mulai menggunakan vaksin eksperimental meski belum studi belum selesai. "Saya ingin meyakinkan publik bahwa WHO tidak akan mendukung vaksin yang tidak efektif dan aman," kata Tedros.